Astaga! Wanita Ini Jual Anaknya untuk Beli Sabu

BAUBAU, Rubriksultra.com- Sebagai pecandu narkoba, Fatimah alias Yanti (42) sudah keterlaluan. Dia nekat menjual bayinya yang berusia 30 bulan seharga Rp 20 juta. Mirisnya, uang hasil penjualan putrinya habis digunakan untuk membeli narkotika jenis sabu.

Kasus perdagangan anak ini terjadi di Palembang, Sumatera Selatan. Satresmrim Polresta Palembang telah menangkap ibu yang menjual anaknya itu. Pelaku ditangkap setelah dilaporkan oleh suaminya, Junaidi (44) karena dicurigai menjual anak kandungnya yang sempat menghilang akhir Desember lalu.

- Advertisement -

“Ibu kandung korban itu sebagai pelaku utama yang menjual, jadi bayi dihargai Rp 20 juta dan uang digunakan untuk nyabu,” jelas Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara, seperti dikutip di detik.com, Rabu 17 Januari 2018.

Selain Fatimah, polisi juga sudah mengamankan MS (inisial). Pria beristri yang membeli bayi malang itu ditangkap di Serang, Banten pada Sabtu (13/1) sore. MS belum ditetapkan sebagai tersangka karena masih dalam pemeriksaan. “Kami menetapkan tersangka baru ibu kandung korban selaku penjual dan pembeli belum karena masih dalam tahap pengembangan,” kata Yon Edi

Usai mengendus keberadaan MS di Serang, Banten, polisi akhirnya menemukan bayi AAS di rumah sederhana tersebut. Dari hasil pemeriksaan sementara, MS mengaku membeli bayi Fatimah untuk di adopsi sendiri karena mereka tidak memiliki anak.

Bahkan, MS menyebut bayi tersebut terlantar dan tidak ada orang tua yang merawatnya. Sehingga, MS dengan senang hati membeli dengan harga Rp 20 juta untuk diadopsi sebelum nantinya membuat surat-surat pengangkatan anak.

Sementara uang Rp 20 juta yang disepakati antara MS dan Fatimah adalah sebagai ganti biaya persalinan. Dimana Fatimah mengaku sudah tidak memiliki suami dan tidak sanggup menghidupi bayinya.

Baca Juga :  Jokowi Akan Umumkan Kenaikan Gaji ke-13 dan THR

“Untuk pembeli belum kita tetapkan tersangka karena dia mengaku kena tipu daya juga oleh ibu kandung korban dan belum ada terindikasi adanya sindikat perdagangan anak. Mereka murni ingin mengadopsi, tapi ini akan terus kita kembangkan kasusnya,” sambung Yon. (***)

 

Facebook Comments