RAHA, Rubriksultra,com – Banjir setinggi lutut orang dewasa yang terjadi di Jalan Raya Poros Raha-Tampo, tepatnya di Desa Labunti Kecamatan Lasalepa Kabupaten Muna, membawa berkah bagi warga setempat.
Begitupula dengan kendaraan roda empat. Sopirnya tak mau ambil resiko, jika memaksakan diri untuk menyeberang tanpa harus dipandu, sebabnya di kiri kanan jalan tersebut sangat dalam.
Sehingga, anak-anak yang memang sudah berjaga-jaga, menawarkan jasanya untuk memandu sopir mobil agar tak terjebak atau jatuh di tepi jalan yang cukup juram.
“Jasa pertolongan dari warga yang didominasi anak-anak. Imbalannya tidak ditentukan. Mereka membantu seikhlasnya. Biasanya kalau gerobak muat motor dikasih Rp 10 ribu, ada juga Rp 15 ribu,” kata salah seorang warga Desa Labunti, La Saipa, Sabtu, 7 April 2018.
Banjir ini, sambung dia sering terjadi kalau sudah hujan satu hingga dua jam.
“Tadi hujan tidak lama, hanya sekitar satu jam lebih. Jadi anak-anak disini memanfaatkan saja banjir ini untuk membantu warga yang motornya tidak ingin rusak karena banjir,” tambahnya.
Meskipun demikian, dia mengharapkan kepada Pemerintah Daerah Muna, Pemprov Sultra maupun Pemerintah Pusat untuk mengambil langkah-langkah dalam mengatasi banjir yang sudah menghambat pengguna jalan.
“Di Desa Labunti ini sudah jadi langganan banjir. Jadi kami harap pemerintah untuk menangani persoalan banjir ini,” harapnya.
Hal senada juga diungkap Sekretaris Desa Labunti La Sandima. Ditemui di lokasi banjir, ia menyatakan, jalan provinsi ini sebelumnya telah ditangani oleh Pemerintah Provinsi Sultra dengan membuat drainase.
Namun, tambah dia drainase tersebut belum maksimal. Pasalnya, setiap turun hujan satu hingga dua jam drainase tersebut tidak berjalan maksimal.
“Solusinya, drainase harus diperlebar 1 meter, karena drainase yang pernah dianggarkan melalui APBD Provinsi Sultra tidak bisa menampung debit air yang cukup besar,” ucapnya.
Bukan hanya itu, pemerintah juga sudah pernah meninggikan jalan tersebut. Begitu juga dengan pemerintah desa Labunti, melalui gelontoran dana desa, sudah membuat sumur serapan dengan lebar 2 meter dan kedalaman 4 Meter dengan harapan bisa menyerap banjir sehingga memperlancar transportasi.
“Akan tetapi semua ini belum membuat jalanan yang sepanjang lebih kurang 300 meter itu terhindar dari genangan air yang cukup dalam,” tuturnya.
Oleh karena itu, dirinya mengharapkan penanganan yang serius dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat.
“Karena ini jalan statusnya jalan provinsi. Apalagi, satu-satunya jalan penghubung antara Tampo dan Kota Raha, sehingga jika tak dilakukan penanganan, maka banjir akan masih menjadi langganan dan terus menganggu pengguna jalan,” tutupnya.(adm)
Sumber : Inilahsultra