Wakil Ketua DPRD Butur, Sujono : Kita Lakukan Suka Sama Suka

KENDARI, Rubriksultra.com – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Buton Utara (Butur) Sujono memberikan klarifikasi atas tuduhan dirinya melakukan intimidasi psikologi dan seksual terhadap FY, mahasiswi yang melaporkannya ke polisi.

Sujono menjelaskan secara blak-blakan ikhwal hubungan spesial dengan FY hingga berakhir penamparan. Sujono terlebih dahulu membantah berita terkait dugaan pemerkosaan dirinya terhadap FY di salah satu hotel di Kota Kendari.

- Advertisement -

“Perkosaan itu tidak benar. Bohong itu. Kita suka sama suka,” ungkap politikus Partai Golkar ini melalui telepon selulernya.

Ia juga membantah telah mengancam FY saat menginapkannya di hotel. “Bohong kalau saya ancam dia. Andai kata dia keberatan, dia sudah lapor saya. Sudah kasitahu istri saya,” katanya.

Menurutnya, FY juga telah memiliki perasaan yang sama dengannya. Sehingga tidak mungkin hubungan itu dilandasi dengan pengancaman. “Kita sudah baku suka. Saya tidak pernah ancam bunuh dia. Saya ini pejabat. Hanya, dia butuh saya, saya butuh dia,” ujarnya.

Sujono menyebut, FY pernah tinggal di rumahnya di Butur saat duduk di bangku kelas 2 SMA. Sujono dan FY boleh dibilang hubungan keluarga dekat. Ibunya dan bapak FY adalah sepupu sekali.

Meski ada pertalian darah, rasa tak pernah membantah. Benih-benih cinta Sujono tumbuh seiring dengan keseringan pertemuan mata dalam satu atap.

Status pria beristri dengan dua orang anak pun, tak meluruhkan hasrat Sujono untuk memadu FY. “Dari situ awalnya sebenarnya. Saya sudah buang bahasa. Andai kata dia tidak suka waktu itu, mungkin dia sudah lapor ke mamanya,” ujarnya.

Hubungan keduanya semakin erat, tatkala FY melepas masa putih abu-abu. Ia berniat menempuh studi di perguruan tinggi di Kendari. Sujono menawarkan diri sebagai pahlawan. Seluruh biaya kuliahnya ia siap tanggung.

Baca Juga :  Tak Ada Paksaan Untuk Vaksinasi Rubella

Di situ lah, kata Sujono, hubungan cinta makin larut. Keduanya larut dalam hasrat yang sama, sama-sama ingin saling memiliki. Hingga peristiwa di hotel malam itu, menjadi pembuka kisah cinta terlarang mereka.

“Jadi, saya tegaskan, pemerkosaaan itu tidak benar. Artinya, kita sudah baku bawa sejak 2014. Banyak saksi yang melihat kita. Ada temannya. Dan temannya tahu kalau saya perhatian sama dia,” bebernya.

Hubungan mereka sudah terlanjur jauh. Sujono sudah menjanjikan FY menjadi istri mudanya. FY pun, kata Sujono sepakat dengan itu.

“Kita sepakat untuk nikah. Ini bukan dalam soal keluarga lagi, tapi untuk saya nikahi. Kita jalani suka sama suka dan kalau tidak percaya ada temannya yang tahu,” jelasnya. “Sejak masuk kuliah saya tanggulangi semua biaya kuliahnya dan kita menikah kemudian hari,” tambahnya.

Namun pernyataan Sujono ini dibantah oleh FY. Melalui keluarganya, Suparman, FY mengaku bahwa Sujono telah melakukan pengancaman terhadap FY saat membawanya di hotel. “Korban diperlakukan atas dasar tekanan. Korban diancam akan dibunuh bila melaporkan ke keluarganya,” jelasnya.

Kasus ini, kata dia, terungkap pada 2017 lalu. Keluarga telah mengetahui perbuatan pelaku dan diselesaikan secara kekeluargaan. “Ibu korban meminta, jangan ganggu lagi anaknya. Tapi kenyataannya diganggu terus,” katanya.

Harusnya, sebagai keluarga, Sujono melindungi korban. Bukan membawanya ke lembah dosa. “Ini harus diproses secara hukum karena pelaku telah melakukan pengancaman, penganiayaan dan kekerasan terhadap perempuan,” tekannya. (adm)

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : Inilahsultra

Facebook Comments