BAUBAU, Rubriksultra.com – Memasuki H-9 Pilkada serentak di Kota Baubau aroma rivalitas mulai memanas. Dua kubu pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota silang pendapat terkait hasil survei.
Ketua Tim pemenang pasangan Roslina Rahim, La Ode Aslan Asis mengklaim survei tertinggi dengan range mencapai 14 poin. Gambaran hasil survei yang dikantongi tim Rossy diakuinya sangat jauh berbeda dengan survei yang dirilis Indo Barometer pada 17 Juni lalu.
“Kami rasional, tapi kami tidak bisa menyebut angka. Hanya saja untuk sedikit gambaran kami masih menjadi yang pertama, posisi kedua ditempati HYF-Ahmad, ketiga Tampil Manis, keempat IBM-Ilyas dan terakhir Mama Ikhlas. Ini hasil survei kami, itu gambaran besarnya tapi nilainya tidak bisa. Tapi kalau bicara masalah rangenya kita terpaut 14 persen dengan paslon yang menempati posisi kedua,” aku Abba.
Pernyataan Aslan sontak mendapat tanggapan Wakil Ketua DPC PDIP Kota Baubau, Rais Jaya Rahman. Menurut Rais, Aslan Asis kurang dewasa dalam mmenyikapi hasil Survei Indo Barometer yang dirilis ke publik.
Kata Rais, menyikapi hasil survei seharusnya dengan menyajikan data pembanding yang lebih detail sebagaimana yang dilakukan Indo Barometer. Sebab, Indo Barometer tidak akan main main mempublikasi hasil surveinya, karena ini pertaruhan kredibilitas.
Kader partai pemenang pasangan AS Tamrin-La Ode Monianse (Tampil Manis) mengungkapkan klaim survei yang menempatkan pasangan Tampil Manis berada di bawah Rossy merupakan pembohongan publik. Alasannya, pernyataan ketua tim pasangan Rossy dianggap tidak memiliki kompoten berbicara soal survei.
“Saya anggap ini kurang dewasa, mungkin teman teman ini merasa terganggu akibat dari publikasi Indo Barometer,” kata Mantan nggota DPRD Baubau ini.
Semestinya, lanjut Rais, kalau tim pasangan Rossy ingin melakukan komplain atau sanggahan terhadap publikasi yang dilakukan Indo barometer, disampaikan melalui lembaga lembaga survei lainnya yang tentu legalitasnya jelas, tidak harus secara personal.
“Saya menganggap statemen itu berindikasi melakukan pembohongan terhadap publik, karena dia tidak punya keilmuan di wilayah itu, dia bukan salah seorang yang kompeten untuk merincikan itu, dia juga bukan mewakili salah satu lembaga resmi yang menangani tentang lembaga lembaga survei,” kata pria yang akrab disapa RJR.
“Harapan saya, kalau pun ingin menyanggah hasil survei yang dipublis Indo Barometer yang mengunggulkan Tampil Manis, dilakukan secara profesiaonal sebagai bentuk langkah pendewasaan kita terhadap pesta demokrasi, karena ini lagi lagi menyangkut kualitas diri kita,” ujarnya. (***)
Editor : La Ode Aswarlin