Ali Mazi Beberkan Alasan Tina Nur Alam Masuk NasDem

KENDARI, Rubriksultra.com – Keluarnya Anggota DPR RI Dapil Sultra Tina Nur Alam dari formasi partai berlambang matahari terbit di pertarungan Pileg 2018 cukup mengagetkan.

Publik menilai, mustahil ia berpaling. Apalagi ke parpol yang menjadi lawan koalisi PAN di Pilgub Sultra 2018. Maklum, Tina Nur Alam boleh dikatakan berstatus darah biru di parpol bersebut.

- Advertisement -

Sang suami, Nur Alam adalah pembesar PAN di Bumi Anoa. Seantero Sultra tahu. Nur Alam berjasa besar mengangkat bendera PAN di Sultra.

Tina Nur Alam pun masuk jajaran elite partai bersutan Zulkifli Hasan tersebut. Lolos DPR RI lewat perahu PAN periode 2014-2019 menjadi bukti menjadi bukti eskistensi Tina di parpol tersebut.

Kini Tina Nur Alam mantap berlabuh di Partai Nasdem pada pesta Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. Simpang siur hengkangnya istri mantan Gubernur Sultra itu dari PAN terjawab setelah KPU RI merilis nama-nama Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) tahun 2019.

Tak pernah ada pengumuman resmi. Namun penelusuran inilahsultra.com dalam laman www.KPU.go.id, Tina Nur Alam terdata sebagai Bacaleg PAN. Politisi berhijab itu berada di urutan kedua setelah nama Korwil Sultra DPP NasDem, Malkan Amin.

Usai gelaran Pleno KPU Sultra, Senin 13 Agustus 2018, Tina Nur Alam akhir buka suara. “Ya Saya sudah pindah. Di NasDem. Bapak (Nur Alam, red) sudah tahu. Sebagai istri saya pastilah ijin ke suami. Pada prinsipnya beliau tidak melarang kalau itu yang yang terbaik,” aku Tina Nur Alam.

Gubernur Sultra Terpilih Periode 2018-2023, Ali Mazi memberi bocoran ihwal merapatnya Tina Nur Alam di kubu NasDem.

“Haja Tina Nur Alam merasa lebih baik, lebih nyaman. Lebih baik maju DPR RI dari Partai NasDem. Ini soal keyakinan dan kenyamanan. Saya pikir itu wajar,” ungkap politikus NasDem itu diwawancarai Inilahsultra.com Rabu 15 Agustus 2018.

Baca Juga :  PGRI Wakatobi Makin Kompak

Tina Nur Alam, kata Ali Mazi, merasa klop dengan Partai NasDem. Keyakinan dan kenyamanan membuat Tina mantap berganti perahu dari PAN ke NasDem di Pileg 2018.

Selama duduk di DPR RI, cerita Ali Mazi, Tina Nur Alam banyak bergaul dengan berbagai politikus lintas partai. Terutama mereka yang berasal dari Partai NasDem.

Dari situ, dirinya banyak berguru. Membaca dan menilai plus minus partai besutan Surya Paloh itu. Bagaimana implementasi prinsip dan ideologi partai ketika berada di dewan maupun pada konstituen.

Yang disukai Tina Nur Alam dari NasDem adalah parpol tersebut tak banyak mengekang kadernya dan begitu transparan.

Tidak ada sistem otoriter. Inilah sebab anggota NasDem dinilainya begitu luwes berekspresi ketika di Senayan. Ditambah lagi, tidak ada tradisi jual beli seat alias mahar di NasDem.

Hal tersebut dia atas yang membuat Tina Nur Alam merasa sejiwa dengan NasDem yang punya moto “Restorasi”.

“Komunikasi kan tidak perlu lama. Selama berada di PAN kemudian dia bandingkan sebagai anggota DPR RI NasDem di sana (Senayan). Partai NasDem lebih banyak membuka komunikasi yang transparan. Diantara sesama anggota dan fraksi. Partai NasDem memberi kesempatan berpikir bagi anggota legislatifnya untuk mengembangkan pikiran besarnya. Yang terpenting pikiran besar untuk membangun negeri,” sambungnya.

Apakah NasDem yang lebih dulu menawarkan kursi Bacaleg RI pada Tina Nur Alam? Saat pendaftaran Pileg lalu, kata Ali Mazi, NasDem pada prinsipnya membuka peluang bagi seluruh putra putri terbaik bangsa.

“NasDem itu tidak menawarkan, tapi mengharapkan putra terbaik untuk bersama partai NasDem membangun Republik Indonesia dan Sultra khusus yang lebih baik. Karena NasDem punya gagasan besar melakukan perubahan dengan moto restorasi. Mungkin karena itu Ibu Tina Nur Alam merasa nyaman dan mau bergabung dengan NasDem,” urai Ali Mazi panjang lebar. (adm)

Baca Juga :  Dugaan Ada Mahar Politik, Kantor DPW NasDem Sultra Didemo

 

 

 

 

 

 

Sumber : Inilahsultra

Facebook Comments