BERTAMBAH satu lagi putra terbaik Sulawesi Tenggara yang berhasil mengharumkan nama baik bangsa dan negaranya. kerja keras latihan Atlet Sepak takraw selama ini terbayar sudah. di kejuaraan Asian Games ke-18 beberapa hari lalu, ia bersama kawan-kawannya berhasil mempersembahkan medali emas ke-31 bagi kontingen Indonesia.
Laporan : Asmar
Husni Uba namanya. Atlet takraw satu ini menjadi perbincangan hangat di media sosial khususnya di Sulawesi Tengara. Tubuh besar tinggi dan tendangan kerasnya yang melumpuhkan lawan (Smash) telah membentuk sejarah baru di cabang olahraga takraw Indonesia.
Berhasil mengantarkan Indonesia merebut medali emas di Asian Games 2018. Meningkatkan prestasi sebelumnya yang hanya mampu mendapat medali perunggu.
Husni uba, Atlet asal Kota Baubau ini sudah tidak asing lagi namanya. Didunia sepak takraw Indonesia, ia merupakan atlet senior yang diharapkan masih tetap bermain.
Dengan umur yang sudah tak muda lagi yakni 36 tahun, pria yang tinggal di Kelurahan Wameo, Kota Baubau ini rupanya bukan pertama kali memulai debutnya di pekan olahraga Tingkat Asia.
Ia sudah empat kali mengikuti kejuaraan di Asian Games. Tepatnya pada tahun 2006, 2010, dan 2014. ketika itu ia bersama timnya hanya berhasil memperoleh medali perunggu.
Anak ke sembilan dari 10 bersaudara sejak kecil sudah hobi bermain takraw. Setiap waktu sorenya dihabiskan hanya untuk bermain dan berlatih.
Bakat putra pasangan La uba dan Nurmani dibentuk oleh kakaknya sendiri, yakni Kamaluddin. Ketika tercatat sebagai murid SD Wameo 2 hingga di SMP 3 Baubau, Husni kemudian membintangi lomba takraw di Kota pemilik benteng terluas di dunia ini.
Setelah duduk di bangku SMA, Husni kemudian ditarik di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar ( PPLP) Sultra, di Kendari. “Memang kami bersaudara semua atlet takraw. Kami empat orang perempuan dan enam orang laki-laki semua sudah menjejaki kejuaraan takraw tingkat daerah maupun provinsi. Untuk kamaluddin sendiri saat ini sudah menjadi pelatih takrau di Wakatobi,” ungkap Sunarti, kakak Husni Uba.
Saat ini Husni didampingi seorang istri, Wa Ode Habriani. Mereka menikah pada tahun 2004. Sang istri terus mendampinginya selama berlaga di Asian Games. “Saat ini istrinya tengah bersama-sama Husni di Palembang,” tambahnya.
Syahrul, senior Husni menambahkan di tempat latihan Husni dikenal pendiam. Ia juga jarang bergaul. Selama melatih dan berlatih bersama-sama, motode dan teknik yang dimiliki Husni tidak pernah diragukan.
“Husni sudah banyak mengikuti kejuaraan mulai tingkat antar pelajar, daerah, Provinsi bahkan negara. pada tahun 2007 ia tercatat sebagai pembai takraw dengan smesh terbaik didunia. Itu semua karena semangat dan motivasinya yang sangat tinggi,” jelasnya.
Husni memiliki cita-cita besar terhadap perkembangan olahraga Takraw di Baubau. Saat ini, sedikitnya 20 anak didik sepak takraw di Kota Baubau. Mereka tengah dipersiapkan untuk pertandingan ditingkat provinsi.
“Kita harapkan Pemerintah Baubau saat ini harus memberikan apresiasi buat atlet terbaik kita. Sudah selayaknya memberikan penghargaan atau penaikan pangkat luar biasa, sekaligus penjemputan ketika tiba nanti,” bebernya.
Salah seorang murid Husni, Yoyon Sularso mengatakan Husni dikenal sebagai pelatih yang tegas dan disiplin. Semua muridnya didorong untuk memiliki kualitas.
“Salah satu pelatih yang pernah saya dapat dan nilai terbaik sudah bang Husni. Selama latihan tidak boleh bercanda. metode latihan yang standar pemusatan Pelatihan Nasional (Pelatnas) kamipun juga diajarkan,” singkatnya.
Husni tercatat sebagai pegawai aktif Dispora Kota Baubau. Batat yang dimilikinya menjadi obor penerang semangan pemuda Kota Baubau.
“Husni menjadi menjadi bintang Asia, kembali di baubau menjadi inspirasi bagi generasi muda. terus berkarya mengharumkan daerah ini,” ungkap Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Baubau, La Ode Darusalam.
Rencana Husni pulang di Kota Baubau tanggal 9 september mendatang. Ia akan disambut oleh Pemerintah dan masyarakat dari Bandara Betoambari dan akan diarak keliling Kota Baubau. (adm)