Rumah Sakit Jantung Digagas Ali Mazi Adopsi Rencana Pembangunan Bandara Haluoleo

KENDARI, Rubriksultra.com – Gagasan Gubernur Sultra, Ali Mazi membangun Rumah Sakit Jantung bertaraf internasional di Kota Kendari dipastikan menelan biaya tak sedikit.

Baik untuk penyiapan sarana gedung, peralatan kesehatan mutakhir dan suplay SDM berkualitas agar memenuhi standar kelayakan operasional bagi sebuah institusi rumah sakit jantung modern. Semua itu tentu menguras biaya dan proses yang panjang.

- Advertisement -

Hal tersebut turut dibenarkan Plt Kepala Bappeda Sultra, J Robert. Mewujudkan pembangunan Rumah Sakit Jantung bertaraf internasional dalam jangka lima tahun sebagaimana ide Ali Mazi menjadi tantangan berat bagi Bappeda Sultra.

Apalagi ada banyak program lain yang mesti running serentak di era pemerintahan duet Ali Mazi-Lukman Abunawas ke depan.

Namun begitu, J Robert yakin hal itu bisa terlaksana. “Melihat dari kemampuan fiskal. Yakin bisalah. Ada strateginya,” singkat Robert.

Pria yang merangkap Sekretaris Bappeda Sultra itu mengatakan pembangunan Rumah Sakit Jantung bakal mengadopsi skenario pendirian Bandara Halu Oleo. Bandara yang sama digagas Ali Mazi saat periode pertama menjabat Gubernur Sultra.

Airport yang semula bernama Bandara Wolter Monginsidi, ujar Robert semula sangat sederhana. Bandara Haluoleo mengalami metamorfosis pelayanan signifikan seperti penambahan fasilitas aerobridge atau Garbarata dan penyempurnaan apron hingga bisa menampung pesawat sekelas boeing atau airbus.

Termasuk perpanjangan runway lewat bantuan suntikan dana dari Kementrian Keuangan. Kisarannya mencapai Rp 70 miliar dikucurkan pemeirntah pusat kala itu dipakai mendanai penambahan landasan pacu Bandara Halu Oloe

“Diawal pembangunan masih sederhana. Sampai akhirnya ada intervensi pusat untuk membantu kebutuhan finansial agar akses transportasi udara itu benar-benar megah, fasilitas lengkap seperti sekarang ini. Dari satu maskapai, kini banyak. Penanganannya penuh diambil alih pusat sehingga anggatan daerah tidak begitu terbebani. Kini masyarakat Sultra dan luar Sultra bisa menikmati fasilitas itu,” jelas J Robert.

Baca Juga :  Tujuh Jurnalis Jadi Korban Kekerasan dalam Kerusuhan 22 Mei di Jakarta

Strategi inilah yang akan diterapkan Bapepda Sultra pada program pembangunan rumah Sakit Jantung Internasional yang digagas Ali Mazi.

Sebagai langkah awal, pemerintah melakukan langkah stimulan menyiapkan anggaran untuk pembangunan sarana gedung secara bertahap. Disamping melengkapi hal urgen lain agar rumah sakit tersebut bisa beroperasional sebelum akhir masa jabatan duet Ali Mazi-Lukman Abunawas.

Meski masuk dalam skala prioritas APBD Sultra tahun 2019, Bappeda Sultra belum bisa menaksir berapa anggaran yang mesti digelontorkan untuk mendanai salah satu project Sultra Emas itu. Pasalnya belum ada kesepakatan mengenai grand desain rumah sakit jantung yang akan dibangun di eks kawasan rumah sakit provinsi Sultra.

“Bisa jadi 200 miliar atau lebih. Desainnya belum ada. Tapi itu masuk skala prioritas 2019. Tahap perencanaan dulu sekarang. Stimulasi awal kita bergerak dulu siapkan dana untuk sarana prasarana. Seperti pembangunan Bandara Haluoleo. Kita harapkan kemudian ada intervensi dari pemerintah pusat,” jelasnya.

Selanjutnya, konsep Sultra Sehat yang menjadi dasar Pembangunan Rumah Sakit Jantung diupayakan selaras dengan program pusat. Ini demi menggaet anggaran vertikal dari pemerintah pusat.

“Kita berharap itu (ada bantuan pusat). Konsepnya mesti selaras dengan apa yang menjadi fokus bidang kesehatan skala regional. Pemprov dan Pemerintah pusat selaras jadi ada peluang bantuan anggaran dari pusat,” pungkasnya. (adm)

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : Inilahsultra

Facebook Comments