BAUBAU, Rubriksultra.com- Korban dugaan kecurangan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) lingkup Kabupaten Buton Selatan (Busel) nampaknya tak tinggal diam. Alhasil, salah satu korban, Asnia menemukan fakta yang cukup mencengangkan.
Kepada Rubriksultra.com, Asnia mengaku melamar pada jabatan guru matematika ahli pertama di SMP Satu Atap Kapoa. Ia mencatatkan skor SKD 346 dan SKB 35 dengan total 48,68, lebih tinggi dari dua rivalnya.
Namun kenyataan berkata lain, Asnia harus tertunduk lesu akibat dipecundangi aturan. Rivalnya, Helianti yang mencatatkan skor SKD 285 dan SKB 34 malah yang menjadi yang terdepan akibat nilai SKB-nya didongkrak menjadi 100 point gegara sertifikat pendidik (Serdik) dengan total nilai menjadi 82,80.
Tak terima perlakuan sepihak itu, Asnia dibantu sang suami mencoba mencari tahu keberadaan rivalnya itu. Tak ada maksud lain, Asnia mengaku hanya ingin mencari kebenaran apakah sang rival memiliki serdik seperti yang tertera di halaman pengumuman atau tidak.
Hasilnya, Asnia bersama sang suami berhasil mendapatkan lokasi tempat tinggal sang rival, Helianti, berikut nomor kontaknya (Telepon genggam,red). Kata dia, Helianti tinggal di Kadatua, Kabupaten Buton Selatan.
“Saya salah satu korban dugaan kecurangan itu. Nah, tadi pagi saya telepon langsung rival saya itu, tapi anehnya dia mengaku tidak punya serdik,” kata Asnia, Selasa 8 Januari 2019.
Pengakuan sang rival diabadikan dalam bentuk rekaman. Dalam rekaman, sang rival, Helianti seperti kebingungan saat ditanya mengenai keterangan lulus karena nilainya terdongkrak gegara menggunakan serdik.
“Tidak ada (Serdik,red), alhamdulillah saya merasa bersyukur karena dinyatakan lulus. Khan ada penambahan point karena ada kebijakan putera daerah,” kata Helianti dalam rekaman pembicaraan.
Tak yakin dengan jawaban Helianti, suami Asnia dalam rekaman kembali mempertegas pertanyaan keterangan dalam pengumuman bukanlah putera daerah melainkan serdik. Namun lagi-lagi, Helianti mengaku tidak punya dokumen itu. “Tidak ada,” kata Helianti.
Asnia mengaku akan membawa permasalahan ini langsung ke BKN. Ia bersama rekan-rekan lain sesama korban dugaan kecurangan CPNS Busel sudah sepakat untuk itu. (adm)
Peliput : Sukri
Editor : La Ode Aswarlin