KENDARI, Rubriksultra.com – Menurut beberapa lembaga survei, pasangan Joko Widodo-Maruf Amin masih kalah atas pasangan rivalnya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Sultra.
Kekalahan Jokowi-Maruf di Sultra dinilai Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) akibat serangan informasi hoaks yang begitu masif.
Ketua DPD Pospera Sultra Hartono mengatakan, hoaks yang disebar oleh lawan politik Jokowi sangat mempengaruhi rendahnya elektabilitas pasangan nomor urut 1 itu.
Isu soal masuknya tenaga kerja asing (TKA) Cina ke Indonesia menjadi salah satu senjata melahirkan sentimen anti-Jokowi.
“Kemudian, ada isu Jokowi antiulama. Ini juga dilakukan oleh lawan politik,” jelasnya, Jumat 15 Maret 2019.
Menurut Hartono, di Sultra, Jokowi kalah pada sektor pemilih yang pendidikannya di bawah SMP.
Warga dengan tingkat pendidikan seperti ini bisa saja gampang percaya dengan informasi tertentu, padahal tidak benar.
“Berbeda dengan generasi milenial yang bisa mengetahui bagaimana informasi hoaks,” bebernya.
Selain itu, beberapa catatan hasil survei, ada pemilih capres dan partai pendukung tidak berbanding lurus. Misal, memilih partai tertentu, namun tidak mencoblos capres yang diusung partai tersebut.
Sementara itu, Ketua Persatuan Nasional Aktivis 98 Sultra Erwin Usman mengakui, survei Jokowi-Maruf di Sultra lemah.
Dalam kurun waktu 30 hari ini, mereka akan memaksimalkan mesin tim dengan cara door to door. “Ini akan kita lakukan untuk meningkatkan elektabikitas pak Jokowi,” katanya.
Pada Pemilu 2014 lalu, Jokowi unggul dibandingkan Prabowo. Namun, belakangan Prabowo malah balik unggul dengan selisih 6 persen.
Menurut Hartono, berubahnya konstalasi ini bisa juga dikatakan akibat melemahnya tim pada Pemilu 2014 lalu.
“Semangat relawan tidak seperti yang lalu. Ada saja kecemburuan bila tidak disapa,” jelasnya.
Terhadap hal ini, harusnya seluruh tim kembali bekerja, khususnya tim kampanye daerah dari partai politik.
Berdasarkan catatan Pospera, Jokowi kalah di kabupaten yang kepala daerahnya dari partai pengusung.
“Kami minta kepala daerah dari partai pengusung untuk bekerja maksimal dalam 30 hari ini,” harapnya.
Oleh Pospera, untuk menutupi selisih elektabilitas Jokowi, mereka akan terus mengkampanyekan tiga program Jokowi. kartu prakerja, kartu sembako dan kartu prakuliah. (adm)
Sumber : Inilahsultra