LABUNGKARI, Rubriksultra.com- Potensi perikanan Kabupaten Buton Tengah (Buteng) memang terkenal kaya. Apalagi 66 dari 77 desa dan kelurahan di negeri seribu gua itu telah ditetapkan sebagai daerah pesisir.
Tak heran mayoritas masyarakat Buteng menggantungkan asa pada potensi perikanan. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Buteng, per Desember 2018, sedikitnya 6.000 KK tercatat berprofesi sebagai nelayan.
Inilah yang mendasari pemikiran Bupati dan Wakil Bupati Buteng, H. Samahuddin-La Ntau untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan. Pasangan yang mengusung jargon SamaTau ini bahkan menjadikan sektor perikanan sebagai salah satu program unggulan untuk terus ditingkatkan.
“Masyarakat Buteng 60 persen adalah nelayan, sisanya petani, pedagang dan beberapa pekerjaan lainnya. Itulah mengapa sektor perikanan menjadi prioritas saya,” kata H. Samahuddin.
Orang nomor satu di Buteng ini mengaku daerah pesisir Buteng yang begitu luas menjadikan hasil perikanan begitu beragam. Mulai dari kayanya ragam ikan karang, melimpahnya teri nasi atau teri halus, pengembangan udang vaname dan rumput laut, kepiting, kerapu, tuna, dan masih banyak lagi.
“Banyak sekali potensi perikanan disini, dan rata-rata itu menjadi unggulan kita. Makanya pemerintah daerah mendukung sekali pengembangannya,” katanya.
La Ramo sapaan akrab H. Samahuddin mengatakan bentuk dukungan pemerintah daerah yakni dengan memberikan bantuan sebagai stimulus agar kelompok nelayan semakin berdaya. Bantuan itu berupa kapal dan alat tangkap, bubu kepiting dan ikan besar, peralatan pengembangan udang vaname dan rumput rumput laut serta bantuan modal lainnya.
Tercatat dalam dua tahun terakhir, H. Samahuddin telah berhasil menyalurkan 62 kapal berbagai jenis lengkap dengan alat tangkap dan alat bantunya. 62 kapal ini merupakan hasil alokasi APBD maupun keberhasilan pemerintah daerah mengusulkan bantuan perikanan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui APBN.
Pada 2017, pemerintah daerah tercatat mengalokasikan APBD untuk bantuan kapal berkapasitas tiga Gros Tonase (GT) sebanyak 13 unit dari DAK dan dua unit dari DAU ditambah bantuan 4.000 bubu kepiting dari DAU. Dari APBN, pemerintah daerah berhasil mendatangkan bantuan kapal berkapasitas delapan GT sebanyak tiga unit lengkap dengan alat tangkapnya.
Bantuan lalu meningkat signifikan pada 2018. Dari alokasi APBD, pemerintah daerah merealisasikan bantuan kapal tiga GT lengkap dengan alat tangkap dan alat bantu sebanyak 40 unit dari DAK dan bubu ikan besar sebanyak 85 unit. Sedang dari APBN, nelayan Buteng keciprat bantuan kapal tiga GT lengkap dengan alat tangkapnya sebanyak empat unit.
Untuk 2019 ini, H. Samahuddin mengaku telah mengalokasikan bantuan alat tangkap dan bantuan modal untuk pengembangan rumput laut. Alokasi bantuan sekitar Rp 4 miliar dari APBD.
“Kenapa kita terus beri stimulus?, agar taraf hidup nelayan setempat bisa berubah dan dapat ditingkatkan. Saya percaya hasil perikanan yang melimpah akan dapat dimaksimalkan produksinya apabila fasilitas tangkap yang tersedia memadai,” katanya. (adm)