WAKATOBI, Rubriksultra.com – Jenazah warga Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Hariadin Bin La Rere korban penyenderaan kelompok Abu Sayyaf di Filipina telah tiba di Wakatobi, Jumat (12/4/2019).
Utusan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan sejumlah kerabat korban ikut mengawal pemulangan jenazah. Speed boad yang mengangkut jenazah tiba di Dermaga Marina Wakatobi sekitar pukul 16.00 Wita, setelah sebelumnya diberangkatkan dari Kendari.
Jenazah Hariadin dibawa ke kampung halamannya di Pulau Kaledupa sekitar pukul 16.30 Wita. Bupati dan Wakil Bupati Wakatobi ikut serta mengantar jenazah ke pangkuan kerabatnya.
“Pemkab Wakatobi telah berupaya agar para korban bisa bebas. Namun Tuhan mengatakan lain, karena dua warga Wakatobi korban penyenderaan itu hanya satu orang yang pulang dengan selamat,” ujar Arhawi, dalam sambutannya saat serah terima simbolis peti jenazah korban Hariadin.
Selaku Bupati Wakatobi, Arhawi, menyampaikan duka mendalam kepada istri dan kerabat korban Hariadin. Pemkab Wakatobi juga mengapresiasi pemerintah pusat yang telah memfasilitasi kepulangan jenazah Hariadin ke pangkuan keluarga di kampung halaman Wakatobi.
“Atas nama seluruh masyarakat Wakatobi, saya ucapkan dukacita semoga keluarga korban tabah menjalani dan semoga amal ibadah korban bisa diterima disisi Allah SWT. Dan terimakasih kepada Presiden Joko Widodo, yang telah memfasilitasi kepulangan jenazah Hariadin di kampung Wakatobi,” ucap Arhawi.
Yuda Nugraha, Kasubdit perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri yang mengawal jenazah sekaligus menyerahkan peti jenazah kepada Pemkab Wakatobi dan keluarga korban mengungkapkan mengurus kepulangan jenazah WNI dari luar negeri merupakan tugas dan tanggung jawabnya.
“Kami mengantar dua putra Wakatobi yang merupakan WNI tenaga kerja di Malaysia. Namun hanya satu orang yang pulang dengan selamat. Sedangkan satunya meninggal dalam upaya pembebasan dari kelompok Abu Sayyaf. Proses kepulangan ini adalah tanggung jawab kami di Kementerian Luar Negeri,” ungkap Yuda Nugraha.
Yuda Nugraha berharap tidak ada lagi WNI yang menjadi korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Dalam kurun hampir tiga tahun, sebanyak 36 orang WNI menjadi korban penyenderaan kelompok Abu Sayyaf.
“Semoga tidak ada lagi WNI korban berikutnya. Kami himbau agar WNI tetap waspada mendekati wilayah yang dikuasai kelompok Abu Sayyaf,” tutup Yuda Nugraha. (adm)
Peliput: Kurniawati