PASARWAJO, Rubriksultra.com- Wakil Bupati (Wabup) Buton, Iis Elianti meminta agar peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Pasarwajo sebagai Ibu Kota Kabupaten Buton menjadi ajang mengintropeksi program pembangunan. Utamanya apa yang telah dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan kedepan. Sehingga pembangunan di Kabupaten Buton lebih baik.
Harapan itu diungkapan Iis Elianti ketika membacakan sambutan Bupati Buton pada sidang paripurna DPRD Buton dalam rangka memperingati HUT ke XVI Pasarwajo sebagai ibu kota Kabupaten Buton, baru-baru ini.
“Ulang Tahun tidak hanya seremonial belaka namun harus mendorong kita untuk bekerja lebih keras,” ujarnya.
Kata dia, HUT bukan hanya peristiwa istimewa yang dirayakan setiap tahunnya. Namun untuk membuat kita bersatu menyelesiakan permasalahan-permasalahan didaerah.
Penyelenggaraan pemerintahan saat ini, terang Iis, merupakan lanjutan pada kepemimpinan periode pertama pasangan Samsu Umar Abdul Samiun-La Bakry pada 2012-2017.
“Saat ini saya diberi mandat untuk melanjutkan kepemimpinan periode kedua dengan berlandaskan pada komitmen awal mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Buton,” imbuhnya.
Untuk itu, lanjut dia, segala perencanaan pembangunan telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2017-2022. Dalam RPJMD telah memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan lima tahun kedepan.
Beberapa prioritas pembangunna lima tahun kedepan, rinci Iis, diantaranya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), peningkatan daya saing daerah berkelanjutan melalui infrastrukrur daerah, peningkatan nilai tambah ekonomi produk unggulan daerah, pelestarian dan pengembangan nilai dan aset reformasi birokrasi. Salah satunya melalui peningkatan layanan publik, dan ketersediaan sarana prasarana pendukung.
“Kebijakan yang sudah dirumuskan dalam RPJMD tentunya perlu dukungan pembiayaan yang memadai. Pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan kinerja APBD dengan menggali potensi PAD (Pendapatan Asli Daerah), perimbangan maupun pinjaman daerah,” urainya.
Dia merinci, periode pertama tahun 2013, APBD Buton mencapai Rp 913 miliar. Kemudian pada tahun 2014 APBD Buton mencapai Rp 1,121 Triliun. Namun sejak terjadi pemekaran, APBD Buton menurun, hingga mencapai Rp 805 miliar.
“Tahun ini sebelum perubahan anggaran tinggal mencapai Rp 758 miliar,” paparnya.
Menurut Iis, banyak pembangunan yang sudah dicapai. Namun dibalik keberhasilan itu masih banyak masalah yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Sehingga diupayakan bakal terwujud melalui perencanaan RPJMD tahun 2017-2022.
Beberapa hal yang sudah dicapai diantaranya, indeks pembangunan manusia di Buton yang terus meningkat. Tahun 2018 mencapai 65,08 sementara tahun 2016 hanya 63,69. Angka Harapan Hidup tahun 2017 mencapai 67,30 persen sementara tahun 2016 sebesar, 67,23. Pendapatan perkapita di Kabupaten Buton pada tahun 2016 sebesar Rp 24,26 juta dan tahun 2017 sebesar Rp 25,37 juta.
“Tahun 2018 pembangunan rumah ibadah dan kegiatan religius dilaksanakan guna menghasilkan generasi berakhlak mulia,” tambahnya.
Menurut Iis, banyak hal yang sudah dicapai itu tidak lepas dari dukungan semua pihak. Salah satu yang terbaru Buton mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI yang keenam kalinya berturut-turut.
“Ini membuktikan selama periode kepemimpinan kami selalu meraih WTP pada pengelolaan keuangan daerah,” jelasnya.
Apa yang sudah dicapai itu, kata dia, tidak harus membuat kita berpuas diri. Namun prestasi itu harus terus dipertahankan dan ditingkatkan pada masa akan datang. (adm)
Sumber : Inilahsultra.com