PDIP Baubau Amankan Tiga Kursi, Rata-rata Anak Muda Di Bawah 30 tahun

La Ode Ahmad Monianse

BAUBAU, Rubriksultra.com – Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Baubau, La Ode Ahmad Monianse memastikan partai yang dipimpinnya berhasil mengamankan tiga kursi saat Pileg 17 April lalu. Tiga kadernya yang akan melenggang ke kursi DPRD Baubau rata-rata berusia tak lebih dari 30 tahun.

La Ode Ahmad Monianse mengatakan tiga kursi yang berhasil diamankan berdasarkan hasil perhitungan internal partai. Meski begitu, pihaknya tetap menunggu hasil resmi dari KPU Baubau sebagai penyelenggara pemilu.

- Advertisement -

“Itu hitungan sementara sembari menunggu hasil resmi dari KPU Baubau. Khan masing-masing partai punya perhitungan sendiri, makanya kita yakin tiga kursi,” katanya ketika ditemui di kantor Wali Kota Baubau, beberapa waktu lalu.

Wakil Wali Kota Baubau ini mengaku tiga kursi tersebut tersebar merata di tiga dapil di Baubau. Masing-masing dapil berhasil meloloskan satu kader.

Mengingat semua kader yang lolos rata-rata masih muda, diminta untuk segera menyesuaikan diri, terus belajar dan tetap membawa semangat partai.

“Harus tetap kritis. Bawa semangat partai untuk mengawal aspirasi rakyat,” katanya tanpa menyebut ketiga nama kadernya itu.

La Ode Ahmad Monianse menambahkan pihaknya juga telah melayangkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) ke KPU Kota Baubau. Laporan itu dilayangkan pada 1 Mei 2019 kemarin.

“Khan ada konsekuensi jika itu (LPPDK), jangan sampai tidak terlaporkannya dokumen ini maka akan menghambat tiga kursi yang sudah kita dapatkan,” katanya.

La Ode Ahmad Monianse enggan merinci berapa besaran dana kampanye yang dikeluarkan. Ia mengaku dana kampanye yang terpakai tergolong kecil bila dibandingkan partai lain.

“Partai kami khan diisi kader wong cilik jadi dananya juga cilik. Ya, hanya sebatas untuk membuat stiker dan baliho,” katanya.

Baca Juga :  Umar Arsal Lolos dari Jeratan Hukum

Hal itu memang diakuinya sebab sedari awal Ia sudah menekankan kepada kader agar model kampanye diubah dari metode penggalangan masa ke model door to door. Penggalangan massa diakui memiliki konsekuensi besar ketimbang door to door dengan efisiensi yang tak kalah bagusnya. (adm)

Peliput : Sukri

Facebook Comments