Tepung Kelapa Asal Sultra Kepulauan Tembus Pasar Dubai

Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian RI, Ali Jamil (kanan) melakukan pelepasan ekspor dua komoditas produk pertanian dengan penyerahan Phytosanitary Certificate (PC), di Hotel Rajawali, Baubau, Kamis 20 Juni 2019. (FOTO SUKRI).

BAUBAU, Rubriksultra.com- Tepung kelapa atau Descoated Coconut kini mulai menjadi target pengembangan pemerintah Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya di wilayah kepulauan. Semenjak dikembangkan tahun 2018 lalu, jumlah produk ini terus berkembang.

Hebatnya, produk tepung kelapa asal Sultra kepulauan ini sudah menembus pasar global atau internasional. Peminatnya bahkan sudah sampai ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA)

- Advertisement -

“Sudah diekspor (Tepung kelapa asal Sultra) ke Dubai,” kata Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian RI, Ali Jamil saat memberi sambutan pada acara Executive Meeting Koordinasi Akselerasi Ekspor Komoditas Pertanian Wilayah Kepulauan Sulawesi Tenggara di Baubau, Kamis 20 Juni 2019.

Kendati begitu, Ali Jamil menyanyangkan potensi ekspor yang sangat tinggi belum dapat langsung diekspor dari Sultra melainkan masih melalui Surabaya. Hal inilah yang masih harus dicarikan solusi terbaiknya.

Kata dia, sesuai dengan kebijakan, operasional pembangunan pertanian kini melalui pendekatan kawasan seperti yang tertuang dalam Permentan 50/2012. Kebijakan itu merupakan upaya reorientasi manajemen pembangunan dari kawasan sentra produksi yang segregatif menjadi kerjasama jaringan kelembagaan antar wilayah dengan komoditas pertanian unggulan menjadi perekatnya.

“Dengan pendekatan kawasan, diharapkan daya saing wilayah dan pengembangan komoditas pertanian unggulan dapat dirancang dengan lebih optimal. Seperti tepung kelapa ini,” ujarnya.

Ali Jamil berpesan agar jajaran pemerintah daerah dan instansi terkait berkomitmen untuk mendorong ekspor komoditas pertanian di Sultra. Bagi pelaku usaha agar memahami pula aturan kepabeanan dan karantina sebagai trade tools di perdagangan global.

“Bila ada kendala maka tanyakan pada Bea Cukai dan Karantina Pertanian di seluruh Indonesia, ada program Agro Gemilang untuk itu karena kami siap membantu tumbuhnya eksportir muda untuk menuju Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia,” katanya.

Baca Juga :  Hanya untuk "Fly", Pemuda di Baubau Ini Nekat Curi Enam HP

Gubernur Sulawesi Tenggara yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sultra, La Ode Mustari menyampaikan apresiasi atas inisiasi pertemuan akselerasi ekspor yang digagas oleh Kementan dalam hal ini Karantina Pertanian Kendari. Upaya ini diharapkan dapat menguatkan kawasan kepulauan serta meningkatkan produksi dan akselerasi ekspor.

Mustari juga mengajak para pelaku agribisnis dikawasan Kepulauan Sultra untuk terus lakukan inovasi dan investasi. Apalagi Sultra didukung dengan sumber daya alam yang kaya.

“Mari kita kelola bersama agar dapat memenuhi pasokan nasional dan juga memiliki daya saing di pasar ekspor dunia yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat,” harapnya.

Kepala Karantina Pertanian Kendari, LM Mastari mencatat asal komoditas unggulan wilayah Kepulauan Sulawesi Tenggara berasal dari sembilan Kabupaten/Kota. Masing-masing Kota Baubau, Kabupaten Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Muna, Muna Barat, Wakatobi, Buton Utara dan Konawe Kepulauan.

“Dengan potensi produk dan wilayah yang besar, diharapkan kedepan Pelabuhan Murhum di Baubau dapat menjadi pelabuhan ekspor,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian RI, Ali Jamil melakukan pelepasan ekspor dua komoditas produk pertanian dengan penyerahan Phytosanitary Certificate (PC). PC sebagai persyaratan negara ekspor, masing-masing Kakao Butter sebanyak 60 ton setara dengan Rp 4,3 milyar ke Belanda, dan melepas pengiriman tepung kelapa sebanyak 78 ton setara dengan Rp. 1,5 Milyar tujuan Dubai yang masih melalui pelabuhan ekspor di Surabaya. (adm)

Penulis : Sukri Arianto

Facebook Comments