KENDARI, Rubriksultra.com- Aqila Dewi Sabila dan Azila Dewi Sabrina, dua bayi kembar siam di Kendari, sudah setahun lamanya hidup saling berdempetan. Keduanya belum bisa menjalani operasi pemisahan akibat kurangnya biaya.
Ketidakpastian jadwal operasi pemisahan ini pun membuat hati istri Gubernur Sultra, Agista Ariyani Ali Mazi terenyuh. Ia pun ikut membantu pengobatan sang bayi kembar siam itu.
Agista dikabarkan membantu biaya tiket untuk bayi dan keluarganya. Namun Ia tak mau membeberkan nominal bantuan saat sejumlah awak media mencoba menggali informasi.
“Gak perlulah saya sebutkan jumlahnya, yang penting saya ikhlas untuk mereka. Itu pun hanya sesuai kemampuan saya,” kata Agista.
Selain itu, Pemrov Sultra juga ikut menyumbangkan bantuan untuk biaya operasi sebesar Rp 250 juta. Bantuan juga datang dari dermawan dari luar masyarakat Sultra demi pengobatan dua bayi kembar itu.
Jayasrin (25), ayah bayi kembar siam mengaku, mendapat bantuan berupa uang tunai dari sekelompok polisi yang bertugas di wilayah Propvinsi Sulawesi Tengah. Saat Ia hendak menanyakan namanya, anggota politi tersebut enggan menyebut identitas lengkap.
“Jumlahnya Rp 30 juta. Katanya untuk biaya operasi atau biaya perawatan di Surabaya,” ujarnya.
Total anggaran yang masuk di rekening orang tua bayi kembar itu sudah mencapai Rp 90 juta. Belum terhitung bantuan Pemprov SUltra senilai Rp 250 juta.
Dengan adanya bantuan itu, akhirnya kedua bayi kembar siam itu telah diberangkatkan ke Surabaya untuk menjalani rangkaian operasi pemisahan di RS dr Soetomo, Kamis 1 Agustus 2019 sekira pukul 19.30 Wita.
Bayi berumur 1,4 bulan ini diberangkatkan dengan pesawat Lion Air dari Bandara Haluoleo Kendari. Sebanyak enam orang ikut serta menuju Surabaya, termasuk kedua orang tua bayi, Kepala RSUD Kota Kenari, dokter anak dan perawat.
Dokter Anak yang menangani kembar siam, dr Yeni Haryani mengatakan, setibanya di Surabaya, mereka akan dijemput tim RS dr Soetomo. Kedua bayi kembar malah sudah disiapkan ruang perawatan khusus disana.
“Ada penerimaan langsung disana dari pihak rumah sakit, sekaligus persiapan jadwal operasi,” ujarnya.
Dia melanjutkan, pada 10 Agustus rencanya akan digelar operasi. Pihak dokter RS dr Soetomo Surabaya mengupayakan operasi pemisahan sebelum 17 Agustus 2019.
“Setelah itu, perawatan minimal sekitar tiga bulan usai operasi,” tambahnya.
Soal kedua bayi kembar siam yang hanya meiliki satu organ hati saja, dr Yeni Karyani belum mau berkomentar. Dia menyatakan, fasilitas CT Scan di Sultra terbatas.
“Soal akan ada pencangkokan usai operasi, akan dilihat setelah pengecekan. Pastinya akan ada perawatan,” katanya.
Selama merawat Aqila Dewi Sabrina dan Azila Dewi Sabrinayang kini telah berusia satu tahun empat bulan, keluarga memiliki cerita sendiri. Bayi kembar siam ini, kadang bisa membuat repot saat berulah.
Nenek bayi kembar siam, Balena (52) mengatakan, salah satu momen paling merepotkan merawat kedua cucu kesayangannya itu pada saat makan. Jangankan dua orang, memberi makan seorang saja kata Balena harus bersabar.
“Biasanya kalau makan, salah satunya tidak mau, Kadang mereka saling menindih dan berguling-guling di tempat tidur saat makan,” ujar Balena.
Momen lainnya, menurut Balena adalah pada saat dimandikan. Keduanya yang yang terlahir berdempet, kadang berusaha memisahkan diri saat terkena air.
“Ya itu, kita kadang kerepotan. Kadang kami tertawa sendiri karena repot mengatur,” katanya.
Selvina (20), ibu bayi kembar siam sebelumnya mengungkapkan kerepotan saat harus menggendong keduanya bersamaan. Apalagi, saat keduanya dalam kondisi rewel.
“Kalau cuma beberapa menit iya gak apa, kalau sudah hampir sejam ya pegal juga badan,” ujar Selvina Dewi.
Keduanya diketahui lahir di RSUD Kota Kendari, 7 Maret 2018. Ibunya melahirkan keduanya melalui operasi bedah sesar. Saat ini, berat keduanya sudah mencapai 20 kilogram lebih. (adm)