BAUBAU, Rubriksultra.com- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar sosialisasi peningkatan ekspor produk perikanan di Kota Baubau. Sosialisasi bertujuan untuk memberi pemahaman kepada pelaku usaha mengenai prosedur ekspor yang baik.
Sosialisasi ini dibuka Wakil Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse di Hotel Galaxy Inn, Senin 5 Agustus 2019.
“Jadi sosialisasi ini meningkatkan cara berbisnis, volume termasuk caranya. Kalau tadinya mereka berdagang antarpulau saja, maka melalui sosialisasi ini mereka akan diberikan pemahaman bagaimana berdagang menggunakan pintu-pintu ekspor,” kata La Ode Ahmad Monianse.
Selain itu, melalui sosialisasi ini diharapkan pemerintah daerah setempat bersama Pemprov Sultra bisa membuka pintu ekspor baik lewat jalur darat, udara maupun laut. Apalagi Kota Baubau telah memiliki pelabuhan dan bandara yang bisa dimaksimalkan perannya.
Dikatakan, Kota Baubau memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di sektor perikanan. Orang Buton merupakan pelaku bisnis perikanan yang tersebar diseluruh Indonesia.
“Nah, kekuatan ini yang perlu kita himpun. Tata cara ekspor yang baik perlu ditanamkan sebab bila ini berjalan baik maka pelaku usaha akan mendapat margin yang besar ketimbang berdagang antarpulau. Menjadi pelaku ekpsor maka akan menjadikan nilai komoditas semakin tinggi,” katanya.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag Sultra, Sapoan menambahkan, sosialisasi ini akan digelar selama tiga. Diharapkan para pelaku usaha di daerah bisa menjadi ekportir handal sehingga nilai komoditas yang dihasilkan memberi margin yang besar bagi usahanya.
Kata dia, kapasitas pelaku bisnis ini harus ditingkatkan sebab boleh jadi mereka tidak pernah berpikir soal ekspor karena tidak tahu prosedur. Apalagi gaungnya berdagang sampai ke luar negeri.
“Padahal tidak seperti itu kok, prosedur ekspor itu tidak seribet yang kita bayangkan. Makanya mereka ini akan diberikan diklat untuk itu,” katanya.
Sapoan menjelaskan, orientasi ekspor tidak harus besar. Bila ada produk yang memiliki spesifikasi dan diminati pasar global maka bisa tidak harus berton-ton dalam satu kali kirim.
Ia mencotohkan, pada April lalu pihaknya memfasilitasi ekspor produk kepiting ke Singapura lewat Garuda. Produk yang dikirim hanya hitungan dos.
“Biar tidak banyak, terpenting orientasinya sudah tidak antarpulau tapi sudah ekspor, sehingga margin yang didapat pengusaha lebih besar,” katanya.
Apalagi, kata dia, Kota Baubau dan Kendari sudah dilengkapi dengan pelabuhan lengkap dengan fasilitas kontainer. Begitu pula dengan segala dokumen yang menjadikan usaha ekspor komoditi seharunya tak ada lagi kendala dan kesulitan yang berarti. (adm)
Penulis : Sukri Arianto