Bawaslu Baubau Goes To School

Semangat siswa SMA Negeri 1 Baubau saat berpose bersama Koordinator Divisi SDM, Organisasi, dan Informasi Data Bawaslu Kota Baubau, Azan (duduk kanan) dan Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Kota Baubau, M. Yusran Elfargani (duduk kiri) usai kegiatan sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif "Bawaslu Kota Baubau Goes To School", Sabtu 21 September 2019.

BAUBAU, Rubriksultra.com- Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Baubau menggelar kegiatan Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif dengan tema “Bawaslu Baubau Goes To School”. Kegiatan yang menyasar pemilih pemula ini dipusatkan di SMA Negeri 1 Baubau, Sabtu 21 September 2019.

Siswa SMA Negeri 1 Baubau menjadi pilot project sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif bagi pemilih pemula. Mereka tampak antusias dengan materi yang dibawakan.

Sedikitnya ada 75 orang siswa SMA Negeri 1 Baubau yang menjadi peserta. Mereka terdiri dari perwakilan kelas diseluruh tingkatan.

- Advertisement -
Ketua Bawaslu Kota Baubau, Wa Ode Frida Vivi Oktavia (kanan) didampingi seorang guru SMA Negeri 1 Baubau (kiri) saat membuka sosialisasi secara resmi.

Giat sosialisasi dibuka secara resmi oleh Ketua Bawaslu Kota Baubau, Wa Ode Frida Vivi Oktavia. Dalam sambutannya, Wa Ode Frida Vivi Oktavia mengatakan, partisipasi masyarakat dalam mengawasi proses pemilu akan menciptakan pemilu berintegritas, demokratis dan berkualitas.

Ketua Bawaslu Kota Baubau, Wa Ode Frida Vivi Oktavia yang juga selaku koordinator Divisi Hukum Bawaslu Baubau memberikan materi terkait jenis pelanggaran dan penanganannya dalam proses tahapan pemilu.

“Hasil dari pemilu yang bersih itu akan melahirkan pemimpin yang amanah, terpercaya, jujur, berkualitas, dan tentu akan fokus membangun daerah,” kata perempuan yang akrab disapa Frida ini.

Ketua Bawaslu Kota Baubau, Wa Ode Frida Vivi Oktavia saat berinteraksi dengan siswa SMA Negeri 1 Baubau. Nampak antusiasme siswa saat Wa Ode Frida melontarkan pertanyaan.

Pemilih pemula adalah kaum milenial yang tentu akan menjadi para pelaku baik menjadi penyelanggara atau pengawas pemilu dikemudian hari, maupun menjadi orang yang memilih ataupun dipilih. Olehnya, pemilih pemula sepatutnya bisa memahami proses demokrasi sedini mungkin.

Salah satu siswa, Malik Eros yang duduk di kelas XII IPA 5 bertanya seputar penanganan pelanggaran pemilu yang dilakukan Bawaslu Baubau pada Pemilu 2019 lalu. Pertanyaan Malik mendapat apresiasi dari hadirin karena penjabarannya yang rinci dan mengundang tawa.

Melalui sosialisasi ini, Ketua Bawaslu Baubau ini menitip pesan lewat kaum terpelajar itu untuk bisa disampaikan kepada orang disekelilingnya terkait pengetahuan pemilu  untuk mengawasi tahapan bersama-sama.

Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Kota Baubau, M. Yusran Elfargani membawakan materi terkait pengawasan dugaan pelanggaran dalam proses pemilu kepada pemilih pemula.

Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Kota Baubau, M. Yusran Elfargani menjadi pemateri selanjutnya. M Yusran memaparkan tentang cara mengawasi dan ikut memantau indikasi pelanggaran dalam pelaksanaan pemilu pada pemilih pemula.

M. Yusran Elfargani membakar semangat dan menanamkan pentingnya menolak dan melawan politik uang.

Salah satu pelanggaran pemilu yang marak, kata M. Yusran adalah politik uang. Ia mengibaratkan politik uang seperti “Hantu demokrasi” atau “Monsternya demokrasi”. Politik jenis ini harus ditolak, dan bukan hanya ditolak  begitu saja tapi harus dilawan.

M. Yusran Elfargani mengajak pemili pemula menjadi kunci untuk menciptakan demokrasi tanpa politik uang.

“Politik uang memicu besarnya cost (biaya) politik saat pemilu. Nah, saat terpilih maka kecenderungan untuk mengembalikan biaya politik lebih besar ketimbang membangun daerah. Imbasnya, tentu kepada rakyat. Makanya jangan gadaikan suara hanya karena uang Rp 100 atau Rp 200 ribu saja,” pesan M. Yusran mengingatkan.

Baca Juga :  Bawaslu Busel Goes To School
Siswa mendegarkan dengaan seksama materi yang dibawakan komisioner Bawaslu Baubau tentang jenis pelanggaran pemilu khususnya bahaya politik uang.

Kata M. Yusran, salah satu masyarakat yang sangat berpotensi untuk terjun mengawasi adalah pemilih pemula yang ada di SMA. Program ini akan terus digalakkan untuk menciptakan peluang dan memotivasi masyarakat menjadi pengawas partisipatif. Sebab Bawaslu tidak mungkin melaksanakan pengawasan secara menyeluruh tanpa harus dibantu masyarakat.

Koordinator Divisi SDM, Organisasi, dan Informasi Data Bawaslu Kota Baubau, Azan memberikan materi terakhir terkait tugas dan wewenang Bawaslu. Selain itu tentang pengembangan SDM.
Koordinator Divisi SDM, Organisasi, dan Informasi Data Bawaslu Kota Baubau, Azan.

Pemateri terakhir dari giat ini dibawakan Koordinator Divisi SDM, Organisasi, dan Informasi Data Bawaslu Kota Baubau, Azan.

Azan memberikan materi terakhir terkait tugas dan wewenang Bawaslu. Selain itu tentang pengembangan SDM.

Materi terakhir ini terkait dengan tugas dan wewenang Bawaslu. Selain itu tentang pengembangan SDM.

Beberapa siswa disesi terakhir melontarkan pertanyaan kritis tentang upaya yang dilakukan Bawaslu Baubau dalam mengevaluasi kinerja dan menciptakan demokrasi yang bersih.

Azan berharap pemilih pemula menjadi garda terdepan untuk membantu Bawaslu Kota Baubau bersama mengawasi setiap proses tahapan pemilu. Sebab Bawaslu memiliki keterbatasan SDM dalam pengawasan setiap tahapan pemilu.

Koordinator Divisi SDM, Organisasi, dan Informasi Data Bawaslu Kota Baubau, Azan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan beberapa siswa.

Kata Azan, Bawaslu tak bisa memotret semua pelanggaran yang ada. Bila partisipasi masyarakat dalam melakukan pengawasan sangat tinggi maka pelanggaran yang sifatnya administratif atau pidana dapat langsung dilaporkan dan Bawaslu akan langsung menindaklanjuti.

Koordinator Divisi SDM, Organisasi, dan Informasi Data Bawaslu Kota Baubau, Azan (duduk kanan) dan Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Kota Baubau, M. Yusran Elfargani berpose bersama siswa SMA Negeri 1 Baubau usai giat.

“Semakin banyak SDM yang mengawasi akan semakin bagus. Sehingga orang yang tadinya beritikad tidak baik pasti akan berpikir dua kali melakukan pelanggaran,” yakin Azan. (***)

Facebook Comments