BAUBAU, Rubriksultra.com- Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) Provinsi Sultra mencanangkan program pemagangan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja. Program itu salah satunya dilaksanakan di Kota Baubau.
Kepala Distransnaker Sultra, Dr H Saemu Alwi mengatakan, program pemagangan ini dilaksanakan di empat daerah di Sultra. Diantaranya, Kota Kendari, Baubau, Muna dan Kolaka.
“Khusus Baubau kebagian dua angkatan atau paket. Satu paket kejuruan keperawatan bekerjasama dengan Klinik Bakti Medica dan satu paket sisanya khusus kejuruan pramuniaga bekerjasama dengan Matahari Lippo Plaza Buton,” kata Dr H Saemu Alwi usai memantau pelaksanaan program pemagangan di dua lokasi itu, Kamis 12 September 2019.
Kata dia, masing-masing paket diikuti 10 orang siswa magang. ke-20 siswa ini akan melaksanakan program magang selama lima bulan.
“Sekarang sudah masuk bulan ketiga. Kemungkinan program ini akan berakhir pada akhir November atau awal Desember nanti,” katanya.
Saemu Alwi menambahkan, program ini sudah berjalan di Sultra dalam beberapa tahun terakhir. Namun khusus Kota Baubau, program ini baru pertama kali dilaksanakan.
Ia menjelaskan, program pemerintah melalui Distransnaker Sultra ini tidak bisa serta merta dilaksanakan. Pihaknya tidak bisa langsung menempatkan kelas magang disuatu daerah tanpa didahului informasi awal untuk memastikan program tersebut bisa berjalan.
“SOP pemagangan itu ada persyaratan yang harus dipenuhi. Nah, setelah berkomunikasi dengan Dinas Tenaga Kerja Kota Baubau, kita sepakati memberikan dua paket karena ada dua pihak swasta yang mau bekerjasama,” katanya.
Untuk mendukung keberhasilan program ini, pihaknya menyiapkan insentif kepada peserta sebagai ganti biaya transportasi. Besarannya senilai Rp 1 juta perbulan.
“Insentif ini sebagai stimulus ya agar program ini berjalan lancar. Jadi jangan diartikan bahwa ini upah, bukan,” katanya.
“Pemerintah tidak mempekerjakan mereka, tapi ini program pemerintah untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam lima hal sesuai UU Nomor 13, yakni pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, etos kerja dan terakhir etika kerja,” tambahnya.
Ia berharap besar usai program pemagangan ini, pihak swasta yang bekerjasama bisa merekrut siswa magang tersebut menjadi karyawan tetap. Sebab tujuan utama dari program ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada pencari kerja untuk bekerja diperusahaan tempat magang masing-masing.
Tentunya, kata dia, perusahaan punya kriteria dan penilaian terhadap siswa magang selama lima bulan itu. Tapi besar harapannya, mereka bisa direkrut.
“Kedepan kalau program ini kita anggap sukses dan berhasil serta bisa meningkatkan keterampilan tenaga kerja, maka kita akan tingkatkan ditahun-tahun mendatang,” tutupnya. (adm)
Penulis : Sukri Arianto