Oleh : Ir. La Ode Budi
Rubriksultra.com – Pada tulisan “Perputaran Uang dan Produk Keunggulan Daerah”, dijelaskan bahwa salah satu ukuran keberhasilan daerah adalah membesarnya “kue ekonomi” daerah.
Masyarakat merasakan Pemerintah memperbesar kesempatan untuk memperbaiki ekonomi keluarga.
Hal itu dicapai dengan cara mengupayakan munculnya produk unggulan daerah, dimana produk tersebut diperlukan (oleh daerah lain) atau daerah itu banyak dikunjungi (sebagai kota wisata, kota pendidikan), sehingga uang beredar di daerah itu bertambah (ada aliran uang masuk).
Menurut saya, jalan terbaik mencapainya adalah dengan melakukan komersialisasi atas usaha yang sudah dijalankan oleh rakyat.
Misal, perikanan, maka diupayakan agar para nelayan dapat menangkap ikan yang ukuran dan jenisnya memang diperlukan atau dicari pasar.
Hal itu membutuhkan dua hal, yaitu alat produksi dan keahlian. Perlu perahu yang agak besar dan keahlian menggunakan teknologi tangkap ikan (walaupun teknologi sederhana).
Terkait membeli perahu agak besar ini, biasanya rakyat tidak punya dananya.
Solusinya, pengadaan alat produksi ini perlu melibatkan perbankan, walau bisa saja ada sebagian bantuan dari Pemerintah. Karena, Bank biasanya hanya membiayai 70-80% dari harga perahu, sisanya bisa bantuan Pemerintah.
Terkait pendapatan nelayan naik turun, Bank Syariah bisa mengakomodasi pembayaran cicilan yang tidak sama setiap bulannya, disesuaikan dengan naik turunnya pemasukan peminjam.
Pembayaran cicilan bisa diatur besar saat musim tangkap ikan, tapi saat musim tidak melaut (angin kencang atau hujan) cicilannya kecil sekali (kalau perlu tidak ada).
Cicilan sebaiknya dibayar saat nelayan serahkan hasil tangkap, dan harus dilebihkan untuk tabungan saat musim tidak melaut (diberikan kembali dalam bentuk natura atau uang).
Sangat bagus kalau dilaksanakan dulu proyek percontohan. Sambil menyiapkan infrastruktur lainnya : pelabuhan, alat penyimpanan (cold storage), dan kerjasama buyer (pembeli).
Sedangkan keahlian menangkap ikan untuk ikan “jenis tertentu”, sebaiknya Pemerintah menyediakan tenaga pendampingan. Tenaga ahli pendamping dipilih dari yang sudah terbukti berhasil. Keberhasilan praktek, bukan teori.
Pada produk unggulan pertanian, pendampingan dimulai dari penetapan jenis tanaman yang diperlukan atau dicari pasar (regional, nasional, ekspor).
Lanjut pada cara olah tanah, pilih bibit, proses tanam hingga paska panen.
Tujuannya agar masyarakat mendapatkan keahlian “tingkat tinggi” dan lengkap, yang memungkinkan mereka berhasil.
Pendekatan yang sama dilakukan untuk jenis produk unggulan lainnya, misal bidang pariwisata atau produk khas lainnya.
Ini baru solusi di tahap produksi. Masih perlu penanganan di tahap paska produksi, misal penampungan dan pembeli produk.
Karenanya, diperlukan perencanaan terintegrasi untuk dapat munculnya produk unggul daerah.
Pengalaman saya pribadi, mengembangkan usaha dari menabung, sangat lama sekali. Kadang uangnya terpakai.
Juga berusaha ahli dari belajar sendiri, waktu dan kerugian gagalnya besar.
Saya memilih memanfaatkan Bank dan minta didampingi (bayar) yang ahli untuk mengembangkan usaha.
Menurut saya, “dua bantuan itu” adalah cara tercepat untuk meraih kemajuan usaha. Semoga bisa bermanfaat untuk refleksi dan diskusi. (adm)