BAUBAU, Rubriksultra.com- Kota Baubau dalam beberapa kurun waktu terakhir dilanda cuaca dengan suhu yang cukup panas. Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Baubau menyebut suhu saat ini belum masuk pada kategori ekstrem.
“Belum masuk tahap ektrem. Suhu panas ektrem itu apabila mencapai 37 derajat celcius. Kita masih dibawah itu,” kata Kepala BMKG Kota Baubau, Fatuhri diruang kerjanya, Senin 23 September 2019.
Pun demikian, pihaknya mengimbau masyarakat agar tetap waspada. Sebab potensi bencana, khususnya kekeringan dan kebakaran rawan terjadi.
Apalagi, kata dia, kelembaban udara dalam beberapa waktu tercatat rendah dibawah 40 persen utamanya terjadi disiang hari. Kondisi ini mengakibatkan tanaman dan vegetasi akan ikut mengering karena tanah dan udara kekurangan air.
“Ditambah dengan angin yang cukup kencang. Bila terjadi kebakaran maka akan sangat menyulitkan dalam hal pemadaman,” katanya.
Lebih lanjut Fatuhri menjelaskan, tipikal khas musim kemarau yakni suhu yang cukup tinggi, kelembaban udara yang cukup rendah dan ditambah angin yang cukup kencang.
Udara kering dengan suhu yang cukup panas ini diakibatkan oleh Monsun Australia. Austalia saat ini masuk musim dingin.
“Nah, ketika udara dingin dari Australia bertiup ke arah Indonesia, maka menyebabkan uap air di Indonesia semakin berkurang. Itulah sebabnya udara kita kering,” katanya.
Dikatakan, hujan diprediksi baru akan turun pada Oktober nanti. Itupun belum bisa dikategorikan musim hujan karena intensitasnya masih sangat kecil.
“Masuk kategori musim hujan bila terjadi dalam waktu 10 hari dengan intensitas 50 milimeter per detik. Musim hujan ini baru akan masuk pada November mendatang,” katanya. (adm)
Penulis : Sukri Arianto