Wali Kota Baubau Doakan Anak Yatim Piatu

BAUBAU, Rubriksultra.com- Wali Kota Baubau, Dr H AS Tamrin mengumpulkan sedikitnya 47 anak yatim piatu dari dua panti asuhan di Kota Baubau. Mereka dikumpulkan untuk diberi makan dan didoakan.

Prosesi memberi makan dan mendoakan anak yatim piatu ini dikemas dalam ritual adat “Pakandeana Ana-ana Maelu”. Prosesi dikemas sederhana di Rumah Jabatan (Rujab) Wali Kota Baubau, Selasa 10 September 2019.

- Advertisement -

Pakandeana Ana-ana Maelu atau anak yatim piatu mulai dikenal sejak masuknya ajaran islam di kesultanan Buton. Diperkenalkan para penyiar agama islam dan diyakini sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT.

“Jadi prosesi ini dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 10 Muharram. Kegiatan ini bernilai ibadah, olehnya bagi yang merasa mampu, silahkan melaksanakan,” kata Wali Kota Baubau, Dr H AS Tamrin usai prosesi.

Esensi pokok pelaksanaan Pakandeana Ana-ana Maelu adalah selain untuk mengikuti sunah Rasulullah SAW, juga dikandung maksud agar dihari itu tidak ada satupun anak yatim yang merasa kelaparan dan sekaligus mendoakan agar anak-anak yatim piatu diberi umur panjang, diberi kesehatan lahir batin, dan dimudahkan rejekinya.

Dijauhkan dari segala macam musibah dan bencana serta menjadi sosok manusia yang tegar dan kuat dalam menghadapi cobaan hidup tanpa orang tua serta menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara serta agama.

Tradisi Pakandeana Ana-ana Maelu ini dimulai dengan memandikan anak yatim piatu oleh perempuan yang disebut bhisa. Anak laki-laki dimandikan dengan air yang dicampur dengan bunga jampaka, sedang anak perempuan dicampur dengan bunga kamba manuru.

Bunga jampaka melambangkan kejantanan, sedangan bunga kamba manuru melambangkan kelembutan dan keramahtamahan seorang perempuan.

Setelah proses memandikan, anak kemudian digiring ke tempat khusus yang telah disediakan makanan tradisional. Prosesi penyuapan dilakukan diawali dengan memanjatkan doa selamat dan tolak bala oleh seorang Lebe.

Baca Juga :  Sekda Baubau: Sikap Berbahasa Menentukan Kualitas Diri

Dilanjutkan pengusapan kepala anak yatim piatu dan disuapi oleh ibu-ibu yang telah ditunjuk.

“Kita berharap makna tradisi ini bisa menyentuh secara kahekat jati diri kita. Bagaimana melanjutkan hidup tanpa kehadiran orang tua. Mari kita ambil hikmahnya, mari kita bersama-sama memuliakan anak yatim piatu agar terwujud falfasah Pomamasiaka dalam kehidupan bermasyarakat,” katanya.

Pimpinan pondok panti asuhan Al-Ikhlas, La Jamali sangat berterima kasih atas perhatian pemerintah Kota Baubau kepada anak yatim piatu. Ia berdoa agar perhatian tersebut dibalas pahala berlipat ganda dari Allah SWT. (adm)

Penulis : Alfyn T

Facebook Comments