WAKATOBI, Rubriksultra.com- Kekayaan alam pariwisata Wakatobi menjadi sektor utama pembangunan di daerah. Untuk memaksimalkan pengelolaannya, Bupati Wakatobi, H. Arhawi mengukuhkan Forum Tata Kelola Pariwisata (FTKP) Wakatobi.
H. Arhawi mengatakan, pengukuhan FTKP itu guna mewujudkan pariwisata berkelanjutan. Apalagi Wakatobi sudah ditetapkan sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata nasional.
“Sebelum Wakatobi mekar, kekayaan alam bawah laut kita sudah diakui nasional hingga internasional. Fakta itu terlihat saat Kepulauan Wakatobi masih menjadi wilayah Kabupaten Buton. Saat itu oleh pemerintah pusat sudah ditetapkan sebagai Taman Nasional (TN) dan pusat penelitian dunia,” Arhawi usai mengukuhkan FTKP Wakatobi, Jum’at 18 Oktober 2019.
Kata dia, pengelolaan pariwisata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Membutuhkan pemikiran untuk mengelola pariwisata dari waktu ke waktu.
“Kita menyadari sepenuhnya bahwa kekayaan sumber daya kelautan perikanan dan pariwisata adalah sebuah kekuatan besar untuk membangun daerah. Olehnya itu, Pemkab Wakatobi dan seluruh elemen tidak menjadikan keterbatasan anggaran sebagai kendala. Kita harus optimis mengelola kekayaan itu,” ucap Arhawi.
Menurutnya, meskipun banyak menuai kritik dari masyarakat namun pariwisata harus terus digenjot. Sebab sektor pariwisata butuh proses dan pembiayaan.
Ia pun mengaku menjadikan kritikan masyarakat sebagai motivasi membangun daerah. Ia berkeyakinan, berbekal niat tulus dalam membangun daerah melalui pariwisata akan membuahkan hasil nantinya.
“Pariwisata Wakatobi akan lebih baik dimasa mendatang. Pembangunan pariwisata Wakatobi tidak menutup kemungkinan akan menyamai pariwisata Bali saat ini,” kata Arhawi optimis.
Dalam tubuh FTKP Wakatobi ini, Sekda Wakatobi, H.La Jumadin menjadi penanggung jawab utama. FTKP sendiri memiliki enam fungsi utama, yaitu fungsi research, planning, koordinasi,advokasi, advisori, dan monitoring.
Selain itu, Bupati Wakatobi juga menggandeng akademisi MCSTO-UHO, Prof I Gusti Ray Sadimantata, M.Agr. Akademisi berperan sebagai koordinator monitoring dan observatory sustainable tourism development.
MCSTO-UHO bertugas melakukan monitoring dan observasi pelaksanaan dan pengembangan pariwisata Wakatobi berdasarkan standar keberlanjutan. Melakukan input kepada Pemkab melalui satgas berdasarkan hasil pelaksanaan monitoring dan observasi serta menyiapkan laporan pelaksanaan monitoring dan evaluasi pembangunan pariwisata di Wakatobi. (adm)
Peliput: Kurniawati