BATAUGA, Rubriksultra.com- Ritual larung laut menjadi ritual pembuka Buton Selatan Festival yang resmi ditabuh Plt Bupati Buton Selatan (Busel), H. La Ode Arusani di pelataran taman pantai Batauga, Jum’at 29 November 2019 tadi pagi.
Ritual ini merupakan ritual adat tahunan yang rutin digelar masyarakat pesisir atau nelayan setempat. Dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta, Allah SWT.
Tradisi larung laut ini identik dengan pelepah pohon pinang atau gaba yang dibentuk sedemikian rupa menyerupai sampan. Didalamnya disipkan daun jeruk purut, daun sirih, waje, cukur, telur dan nasi serta sesajen lainnya.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Busel, H. La Ode Ta’atlan mengatakan, ritual adat bisa dimaknai untuk memberi sedekah laut. Sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan hasil laut yang begitu luar biasa.
“Jadi kegiatan tradisi nelayan ini sebagai bentuk rasa syukur atas rejeki dan limpahan rahmat dari sang pencipta. Doa dipanjatkan melalui ritual ini agar hasil laut terus terjaga,” katanya.
Kata dia, potensi perikanan Busel begitu besar. Apalagi wilayahnya terdiri dari 83 persen lautan.
“Sementara 17 persen lainnya adalah wilayah daratan,” katanya.
La Ode Ta’atlan merinci wilayah perikanan Busel berada dijalur 13 laut Flores dan laut Banda. Ditambah wilayah penangkapan disektor 14 laut Busel.
“Dengan kondisi itu potensi tangkapan perikanan kita sekitar 1 juta ton pertahunnya,” katanya/.
“1 juta ton pertahun ikan kita yang ada di Busel, ” katanya.
Pun demikian, Ia mengaku potensi itu belum digali maksimal. Dikarenakan alat tangkap nelayan Busel hanya berkapasitas 3 Gross Tonase (GT) atau setara perahu tradisional.
“Paling besar 10 GT. Bahkan ada yang pakai sampan yang dilengkapi dayung, sementara potensi laut Busel sampai 12 mil jauhnya,” katanya. (adm)
