LABUNGKARI, Rubriksultra.com- Pemerintah Kabupaten Buton Tengah (Buteng) akan turut serta memeriahkan gelaran internasional Festival Keraton Masyarakat Adat (FKMA) ASEAN di Kota Baubau pada 18-21 November mendatang.
Sebagai bagian dari Kesultanan Buton pada masanya, Pemkab Buteng akan menampilkan kekhasan daerah. Salah satunya mengirim pasukan Matana Sorumba untuk mengikuti karnaval.
“Disamping pemda, masyarakat juga akan ikut. Baik yang domisili di Baubau maupun Buteng ini. Minimal di karnaval, Insya Allah kita akan ikut,” kata Sekda Buteng, H Kostantinus Bukide diruang kerjanya, Rabu 13 November 2019.
Kata dia, berdasarkan informasi dari Dinas Pariwisata Buteng, pasukan Matana Sorumba yang akan ditonjolkan dalam karnaval.
“Kalau dalam kesultanan Buton dulu, Matana Sorumba ini istilahnya dikenal sebagai ujung tombak pertahanan atau pasukan perang. Saya tidak tahu persis apakah dalam bentuk tarian yang akan ditampilkan atau apa, yang pasti kita ikut berpartisipasi,” katanya.
Selain itu, ada banyak juga kerukunan masyarakat Buteng yang berdomisili di Baubau yang akan berpartisipasi. Diantaranya kerukunan masyarakat Wadiabero, Lakudo, dan lainnya.
“Itu akan kita libatkan semua,” katanya.
Menurutnya, event seperti ini tentunya akan berpengaruh pada peningkatan perekonomian daerah. Utamanya masyarakat kecil yang ada di Sultra.
“Tentu Buteng juga pasti merasakan. Dalam kunjungan ini, kita akan coba jadikan sebagai ajang promosi wisata daerah. Kita punya banyak potensi, seperti pantai mutiara dan Wantopi yang hari ini mulai dikenal masyarakat luas,” katanya.
Dikutip dari berbagai sumber, istilah pertahanan Matana Sorumba (Terkonotasi jarum yang sangat tajam) yaitu prajurit yang menjaga wilayah daratan Kesultanan Buton. Pasukan Matana Sorumba merupakan anggota masyarakat yang telah terpilih, terlatih dan teruji kemampuannya dalam hal keprajuritan.
Ada empat Matana Sorumba yang menjaga wilayah kesultanan Buton. Pertama Lapandewa yang merupakan masyarakat prajurit yang mengawasi dan menjaga keamanan serta menghalau musuh yang datang dari arah utara Kesultanan Buton.
Kedua, Mawasangka adalah masyarakat prajurit yang mengawasi dan menjaga keamanan serta menghalau musuh yang datang dari arah barat Kesultanan Buton.
Lalu Wabula adalah masyarakat prajurit untuk menjaga keamanan, mengusir dan menghancurkan musuh yang datang dari arah selatan Kesultanan Buton.
Terakhir, Watumotobe adalah masyarakat prajurit untuk menjaga keamanan, mengusir dan menghancurkan musuh yang datang dari arah timur Kesultanan Buton.
Kelompok masyarakat Matana Sorumba tersebut mempunyai keahlian dan kelebihan yang dimiliki dalam menghadapi musuh secara langsung dengan menggunakan sistem ofensif maupun defensif serta merupakan sistem perang gerilya.
Mereka secara keseluruhan mengetahui seluk beluk tentang medan geografis wilayah Kesultanan Buton yang berhutan dan bergunung-gunung. (adm)
Penulis : Sukri Arianto