BAUBAU, Rubriksultra.com – Libur memperingati hari Pahlawan 10 November 2019 dimanfaatkan warga kompleks BTN Asri Wijaya, Kelurahan Bukit Wolio Indah (BWI) dengan wisata bersama keluarga. Mereka memilih wisata di hutan sebagai wujud syukur penyematan gelar pahlawan terhadap almarhum Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yi Koo).
Pimpinan rombongan, Nugi Setiawan menjelaskan semangat Oputa Yi Koo yang gigih dan pantang menyerah melawan Belanda dengan sistem gerilya di hutan-hutan Pulau Buton diharapkan dapat diwarisi seluruh lapisan khususnya generasi muda dalam mengisi kemerdekaan.
“Sekarang ini kita tidak lagi sedang berperang melawan penjajah, tapi paling tidak semangat yang dimiliki Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi dapat kita warisi untuk menjadi pahlawan masa kini di keluarga kita maupun di kehidupan bermasyarakat,” paparnya, Minggu 10 November 2019.
Sebagai warga Baubau pusat eks Kesultanan Buton, penyematan gelar pahlawan terhadap Oputa Yi Koo merupakan suatu kebanggaan.
Penyematan gelar pahlawan terhadap salah satu Sultan Buton diharapkan memicu semangat generasi di Sulawesi Tenggara, khususnya warga Buton untuk terus memelihara nilai-nilai yang diwariskan para leluhur.
Diketahui Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yi Koo) diumumkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 120/TK/Tahun 2019 Tanggal 7 November 2019.
Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi menerima plakat penghargaan pahlawan Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yi Koo sebagai ahli waris yang diserahkan Presiden dan Wakil Presiden, Jokowi–Ma’aruf Amin di Istana Negara, beberapa waktu lalu.
Selain dari Sultra, ada lima lagi yang dianugrahi pahlawan nasional yakni, Alexander Andries (AA) Maramis (anggota BPUPKI / PPKI), KH Masykur (anggota BPUPKI / PPKI, Prof M Sardjito (dokter dan eks Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada), Ruhana Kudus (wartawan dan pendiri Sekolah Kerajinan Amai Setia di Koto Gadang) dan Abdoel Kahar Moezakir (anggota BPUPKI / PPKI). (adm)