BAUBAU, Rubriksultra.com- Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Sultra, Sarjono meminta peserta maupun kandidat calon dalam konferensi ke-V PWI Baubau agar menjaga marwah organisasi. Konferensi hanya sarana untuk menentukan wakil yang menjadi simbol organisasi.
Sarjono mengatakan, pemilihan ketua PWI baubau akan sangat berbeda dengan PWI daerah lainnya di Sultra karena mencakup delapan kabupaten kota. Tentu saja sebaran anggotanya cukup banyak.
“Makanya besok, kami berharap baik para peserta maupun figur untuk rendah hati, bijak dan arif. Tidak ada yang diperebutkan disana, hanya satu yakni memperebutkan tanggung jawab,” kata Sarjono jelang konferensi ke-v PWI Baubau di salah satu hotel di Baubau, Sabtu 14 Desember 2019.
Ia berkayakinan baik peserta atau figur hanya memiliki satu cita-cita. Membersarkan PWI.
“Jadi mari kita sama-sama. Kita berharap konferensi nanti akan berjalan mulus, lacar dan melahirkan pemimpin yang amanah dan dapat melanjutkan kepemimpinan menjaga marwah PWI,” katanya.
Terkait kandidat, kata dia, secara normatif sudah diatur dalam PDPRT. Dari 32 peserta penuh bisa mencalonkan diri.
“Soal figur nanti dilihat besok. Kita menganut asas kekeluargaan, besok kita bicarakan mekanisme dan syaratnya karena kita berbeda dengan partai politik. Secra teknsi setiap orang bisa mencalonkan diri ataupun bisa didukung. Macam-macam mekanisme disana, bisa pengambilan keputusan dengan voting ataupun musyawarah mufakat,” katanya.
Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan PWI Sultra, Dr Umar Marhum menambahkan, calon ketua sangat tidak dibolehkan terlibat dengan partai politik. Namun peserta harus mampu menunjukkan kebenaran keikutsertaan itu.
Dalam berbagai konferensi baik tingkat pusat maupun tingkat daerah propinsi dan kabupaten, kata dia, hal semacam itu sering diperbincangkan. Tetapi kadang hanya sebatas bincang-bincang tanpa ada bukti dan fakta yang menguatkan.
“Kalau mampu dibuktikan bahwa yang bersangkutan benar-benar berpartai apalagi menduduku jabatan semisal pimpinan atau ketua maka sangat tidak dibolehkan,” katanya.
Dr. Umar Marhum mengaku telah berbincang dengan Ketua PWI Sultra terkait kemungkinan ini. Namun sebelumnya peserta penuh dalam konferensi telah diplenokan.
“Saat pleno, maka semua peserta telah dinyatakan sah memiliki suara, baik memilih maupun dicalonkan,” katanya.
Bila hal ini kembali dibedah dalam penentuan calon maka akan melahirkan persoalan yang panjang.
“Kalau saya menwarkan begini, karena pleno itu teman-teman yang putuskan maka yang kita terima adalah hasil pleno itu. Kita tidak akan menggarap lagi sepeti apa, karena kalau ini keliru maka itu adalah kekeliruan teman-teman. Karena bila dipersoalkan malam ini sampai konferensi belum tuntas maka akan menjadi masalah,” katanya.
Ia berkeyakinan PWI adalah tempat berkumpulnya orang-orang cerdas. Orang intelek yang bisa melahirkan solusi terhadap sebuah masalah. Apakah itu ditingkat pemerintah ataupun organisasi lain, wartawan selalu tampil untuk menyelesakan persoalan itu.
“Jangan sampai di organisasi kita sendiri justru melahirkan masalah yang menjadi bahan pembicaraan diluar. Kita berharap bahwa pemilihan ketua PWI ini yang menjadi perhatian hanya tanggung jawab dan pengabdian membesarkan organisasi. Tidak ada sesuatu disana yang lebih,” katanya. (adm)
Penulis : Sukri Arianto