Pesta Panen Bawona Tao di Buton Digelar Meriah

Bupati Buton, La Bakry dan Kapolres Buton, AKBP Agung Ramos Paretongan Sinaga tampak hadir dan berbaur dengan tokoh adat Desa Sri Batara. (FOTO ISTIMEWA)

PASARWAJO, Rubriksultra.com- Ungkapan rasa syukur atas keberhasilan panen musim tahun 2019 dipanjatkan warga Desa Sri Batara, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton. Ritual doa ini dikenal dengan nama Bawona Tao.

Pesta adat ini digelar meriah. Bupati Buton, La Bakry dan Kapolres Buton, AKBP Agung Ramos Paretongan Sinaga tampak hadir dan berbaur dengan tokoh adat Desa Sri Batara.

- Advertisement -

Bupati Buton, La Bakry sangat mendukung pelestarian tradisi budaya ini. Ia meminta agar perangkat Desa Sri Batara dapat menyusun program prioritas sehubungan dengan pelaksanaan pesta panen yang digelar warga.

“Ini pertama kali digelar, kedepan agar lebih meriah lagi,” kata La Bakry di pelataran balai Desa Sri Batara, Kamis 12 Desember 2019 lalu.

Politisi Golkar ini mengatakan, pembangunan bidang budaya merupakan visi misi Pemkab Buton. Pihaknya akan terus membantu warga dalam mengadaan sarana budaya termasuk galampa sebagai tempat pelaksanaan kegiatan budaya.

Menurutnya, pesta adat seperti ini merupakan perekat sosial dan silatutahim antara warga dengan tokoh adat termasuk pemerintah.

“Apalagi di abad milenium sekarang ini kemajuan global begitu pesat. Kita tidak boleh lupa akan budaya kita sebagai orang Buton,” kata Bupati Buton.

Pemkab Buton akan terus mendukung pelestarian dan pengembangan budaya di seantero Buton. Berpegang pada warisan leluhur, namun tak boleh mengesampingkan ilmu teknologi.

Tokoh masyarakat Desa Sri Batara, Dasman menambahkan, ritual Bawona Tao merupakan ungkapan bahagia masyarakat atas rezeki yang melimpah.

Sebelum puncak Bawona Tao digelar, masyarakat adat lebih dulu melaksanakan ritual Petambori yakni perangkat adat duduk bermusyawarah untuk menentukan waktu panen. Dilanjutkan dengan ritual Kole-kole yaitu ritual menerawang antara jarak bulan, bintang dan matahari untuk memastikan turunnya hujan.

Baca Juga :  Tekan Inflasi, Pemkab Buton Salurkan 40 Ton Beras

Setelah itu ritual Timbesi dan dilanjutkan dengan Lukani atau membakar lahan yang dijadikan sebagai lahan bercocok tanam. Terakhir, riual Pontasu yakni menanam.

Sebagai puncak ritual itu, digelarlah Bawona Tao seraya memanjatkan doa-doa pada sang khalik untuk keberhasilan panen berikutnya. Seperti halnya kebanyakan tradisi di Buton, pesta adat Bawona Tao ini dimeriahkan dengan pajangan kuliner khas Buton yang disajikan dalam talam. (adm)

Facebook Comments