JAKARTA, Rubriksultra.com – Wali Kota Baubau, AS Tamrin tampil memukau dengan pakaian kebesaran khas Kesultanan Buton, saat menghadiri penyambutan nominator Anugerah Kebudayaan PWI Pusat, Rabu 8 Januari 2019.
AS Tamrin bersama sejumlah kepala daerah calon penerima anugerah, disambut langsung Ketua PWI Pusat, Atal Sembiring Depari dan Panitia Anugerah Kebudayan di Hall Dewan Pers.
Orang nomor satu di Baubau ini, hadir langsung mengikuti seluruh rangkaian acara, termasuk pencabutan nomor urut untuk presentase sebagai calon penerima anugerah yang akan dilakukan dihadapan dewan juri pada Kamis besok, di Kantor PWI Pusat.
“Saya datang dengan para kepala OPD sebagai bukti dan bentuk apresiasi kepada PWI Pusat. Makanya saya datang dengan pasukan baik dari tataran pemerintah daerah termasuk pers di Baubau,” ungkap AS Tamrin yang mendapat kesempatan untuk menyampaikan kesannya terhadap Anugerah Kebudayaan yang digagas PWI Pusat.
Dikatakan pembangunan daerah terkhusus sektor kebudayaan memerlukan sinergitas dengan seluruh stekholder. Salah satunya pers yang selalu mendukung dan mempublis nilai-nilai budaya yang dikembangkan pemerintah daerah sehingga gaungnya semakin besar dan lebih dikenal masyarakat luas.
Makanya, penganugerahan kebudayaan yang diinisiasi PWI Pusat sangat diapresiasi. Kolaborasi apik dewan juri yang begitu jeli telah memilih Kota Baubau sebagai salah satu calon penerima anugerah merupakan suatu kehormatan bagi masyarakat Kota Baubau dalam rangka kemajuan kebudayaan.
“Banyak kinerja yang telah kita lakukan dalam rangka memajukan kebudayaan di Kota Baubau. Baik itu dalam rangka revitalisasi, baik situs dan cagar budaya maupun ritual budaya,” katanya.
Doktor jebolan IPDN Jatinangor ini menjelaskan, pemerintah Kota Baubau sangat serius mengangkat kebudayaan. Apalagi Baubau sebagai eks Kesultanan Buton menyimpan begitu banyak peninggalan budaya, salah satunya benteng keraton Buton sebagai benteng terluas di dunia.
Dalam kesempatan itu, AS Tamrin juga memaparkan secara singkat nilai-nilai budaya Po-lima sebagai implementasi falsafah “Sara Pataanguna” yang menjadi pegangan hidup masyarakat Buton.
“Nilai-nilai ini saya sudah tuangkan dalam tulisan atau buku berjudul Polima, Gema Pancasila dari Baubau. Untuk rinciannya, nanti besok saya paparkan,” kata AS Tamrin sambil tersenyum diikuti tepuk tangan para tamu undangan. (adm)
Penulis : Sukri Arianto
Editor : La Ode Aswarlin