Hasil Pembangunan yang Jarang Diukur

Ir. La Ode Budi

Oleh: Ir. La Ode Budi

Pemimpin, ada yang diikuti karena kekuasaannya, ada yang karena keberhasilannya.

- Advertisement -

Pemimpin Kekuasaan diikuti dan dipatuhi karena dia dilantik dan diberi kuasa. Pemimpin Berhasil diikuti karena dipercaya dari segi niatnya dan kapasitasnya.

Pemimpin Kekuasaan memiliki kuasa karena diberi kuasa (dari luar dirinya). Pemimpin Berhasil memiliki kuasa, karena kita percaya (atas diri orang itu).

Kita tidak bisa ikut mobil, hanya karena sopirnya punya niat baik ingin membawa kita ke tujuan, sementara dia tidak pernah kita lihat setir mobil. Sehari-hari kita lihat dia hanya naik motor.

Kita sukarela ikut mobil, kalau sopirnya memang kita kenal selama ini baik dalam pergaulan, dan sudah banyak kita saksikan mengantar orang sampai ke tujuan.

Tapi pun sopirnya bisa setir, kita juga menyesal naik, karena ternyata sopir banyak berhenti singgahi keluarga untuk diangkut. Mobil makin sesak, karena makin jauh perjalanan makin banyak (keluarga sopir) yang naik.

Tentu janganlah sopir baru belajar bonus banyak sekali keluarganya?

Tapi itu baru separuh penjelasan tentang Pemimpin.

Penjelasan di atas baru pada terbatas membahas individu Pemimpin dan kekuasaan.

Kenyataannya pada organisasi besar, katakanlah universitas atau daerah, kebanyakan urusan kita tidak bertemu langsung sang Pemimpin. Kita bertemu dengan staf yang menjadi pelaksana sistim kerja pada Departemen tertentu atau untuk daerah adalah OPD (organisasi perangkat daerah).

Sebagai contoh, membuat KTP, kepercayaan dibangun bukan terkait sifat-sifat Lurahnya. Tapi pada pelayanan yang kita terima saat bertemu staf kelurahan. Apakah kita percaya, kita akan dilayani tepat waktu dengan ketelitian yang baik.

Di universitas, kita bertemu dosen dan staf akademik. Kalau demo saja kita inginnya ketemu Rektor.

Baca Juga :  Kenapa Harus Ada “Kawin Paksa” Sultra Daratan dengan Sultra Kepulauan di Pilgub Sultra?

Singkatnya, pada organisasi yang besar, kepercayaan kepada Pemimpin tidak bisa disandarkan pada individualnya. Kita bersandar pada sistim yang dibangunnya.

Pemimpin kharismatik tidak berguna bagi organisasi besar, demikian para ahli.

Malahan Pemimpin itu kategori lemah, kalau urusan baru lancar kalau dia turun perintahkan.

Sebab ??!

Organisasi adalah kumpulan manusia.

Kemajuan ditentukan oleh seberapa banyak gagasan atau konsep terbaik, dibahas dan dikerjakan bersama.

Interaksi produktif di organisasi itu, hanya bisa dibangun di atas pondasinya, yaitu kepercayaan mereka pada sistim. Ada harapan yang jelas untuk dicapai bersama.

Pikiran baik dan kerja bersama hanya terbentuk, kalau kita percaya bahwa hal baik yang kita lakukan akan dapat apresiasi dari Pemimpin. Dan teman kita yang abai melaksanakan tugas, akan dihukum oleh Pemimpin.

Bayangkan kita yang kerja dihukum, teman yang abai diapresiasi. Berapa tinggi tingkat kepercayaan kita kepada sistem?

Bagaimana imaginasi kemajuan dan kerja melebihi tugas bisa muncul?

Karena itu, kapasistas membangun sistim kerja sangat menentukan keberhasilan Pempimpin.

Dan seberapa tinggi kepercayaan kita terhadap sistim yang dibangunnya, adalah ukuran keberhasilan sesungguhnya dari seorang Pemimpin.

Sayangnya hal ini jarang ditarget dan diukur!

Semoga ada manfaatnya untuk refleksi.

Kabarakatina tana Wolio, semoga lahir GENERASI EMAS di Sultra/Kepton. (***)

Facebook Comments