KENDARI, Rubriksultra.com- Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyoroti maraknya calo tiket di pelabuhan Nusantara Kendari. Syahbandar pun diminta tegas untuk menertibkan praktek ini.
Anggota Komisi III DPRD Sultra, La Ode Tariala menjelaskan, bukan rahasia umum lagi tentang persoalan maraknya calo tiket di pelabuhan Kendari yang tidak diawasi dan dibiarkan begitu saja berkeliaran.
“Kita beli tiket di loket sudah habis, tapi diluar loket masih banyak cadangan tiket yang ditawarkan para calo lengkap dengan nomor kursinya,” kata La Ode Tariala pada saat rapat bersama Syahbandar di DPRD Sultra belum lama ini.
Banyaknya calon tiket, kata Politisi NasDem ini, sangat berkaitan erat dengan over kapasitasnya kapal. Pasalnya, stok tiket satu kali berlaya sudah terjual semua, namun masih banyak calo yang menawarkan tiket.
“Ketika tiket sudah habis, berarti jumlah sudah terpenuhi. Tetapi ada tiket sama calo sudah pasti ada penambahan jumlah penumpang, yang membuat kapal over kapasitas,” jelasnya.
Untuk itu, pria asal Kabupaten Muna Barat ini meminta kepada Syahbandar Kendari melakukan perbaikan dan pengawasan kepada calo-calo tiket dan persoalan over kapasitas kapal.
“Saya hanya ingin Syahbandar mencoba mengatur regulasi secara tertulis supaya tegas. Bagaimana bagusnya sehingga tidak ada calo tiket yang berkeliaran di pelabuhan dan tidak lagi terjadi over kapasitas,” ujarnya.
Kepala Syahbandar Kendari, Letkol Marinir Benyamin Ginting mengatakan, pihaknya akan melakukan pengawasan penjualan tiket di loket dan calo. Apalagi hal ini sering dikeluhkan masyarakat.
“Kita akan awasi. Dalam pengawasan ini kami minta juga bantuan dari DPRD ketika ada hal yang tidak diinginkan terjadi di lapangan,” katanya saat dalam rapat koordinasi bersama DPRD Sultra.
Untuk mengantisipasi tiket-tiket palsu, kata Ginting, penjualan tiket kalau perlu akan dipindahkan di pos Syahbandar dengan menggunakan stempel.
“Kita akan stempel itu tiket untuk mengantisipasi supaya tidak ada tiket palsu yang di luar loket,” tutupnya.
Kepala Operasional PT Pelayaran Darma Indah, Sardin Saratan menambahkan, penjualan tiket sudah sesuai dokumen yang diizinkan sebanyak 400 dalam satu kapal.
“Setelah penjualan tiket habis maka langsung ditutup. Tidak ada lagi penjualan tiket di loket karena sudah tidak nomor tempat duduk,” jelasnya.
Bahkan, lanjut dia, pihaknya tidak mengizinkan penumpang naik diatas kapal kalau tidak memiliki tiket.
“Kita sudah tekankan kepada penumpang agar siang saja atau besok berangkat, karena stok tiket habis dan nomor kursi juga sudah penuh. Sebenarnya tinggal kesadaran penumpang tersebut,” tutupnya. (adm)