BATAUGA, Rubriksultra.com- Pemuda Rongi yang tergabung dalam Himpunan Pelajar Mahasiswa Rongi (Hipermar) membuat gebrakan baru dengan menyelenggarakan event kopi pertama di Kabupaten Buton Selatan (Busel). Event yang bertajuk Kopi Rongi Expo ini sukse digelar di Desa Sandang Pangan, Selasa 3 Maret 2020.
Ketua Panitia Kopi Rongi Expo, Jusman mengatakan, bila kopi kini tak lagi sekadar menjadi minuman yang identik dengan kalangan tua. Tapi saat ini, kopi telah menjadi bagian tren anak muda.
Hal ini ditandai dengan semakin menjamurnya kedai kopi dalam beberapa tahun terakhir. Tentu pelaku usahanya lahir dari kalangan muda.
“Jadi ini lebih dari sekadar menggelar event kopi kopi sebenarnya. Kopi Rongi Expo ini lahir atas rumusan masalah sederhana yaitu mengimbangi maraknya kebutuhan kopi dengan muatan ilmu pengetahuan dan gagasan kreatif mengenai keberlangsungan industri kopi dan komunitasnya yang terbalut dalam sektor ekonomi kreatif,” Jusman.
Mengusung tema “Pinamiepo Kopino”, event kopi pertama di Busel ini merupakan salah satu wujud eksistensi Hipermar yang bekerja sama dengan karang taruna, pemerintah desa dan juga tokoh masyarakat Desa Sandang Pangan. Tujuannya mengangkat kearifan lokal kopi Rongi dengan menyediakan 200 gelas kopi gratis.
Jusman mengatakan, Desa Sandang Pangan merupakan salah satu ujung tombak pembangunan yang ada di Busel yang memiliki potensi luar biasa. Utamanya memiliki sumber daya alam sebagai produsen kopi.
“Di Buton ini ada tiga jenis kopi yang ada. Diantaranya kopi Kaongkeongkea, kopi Hendea dan kopi Rongi. Nah, melalui event ini kami ingin memperkenalkan Rongi sebagai produsen kopi,” katanya.
Dalam expo kali ini, Hipermarorang, bekerja sama dengan beberapa barista kedai kopi yang ada di Kota Baubau. Seperti barista kedai anak lorong, barista graha kopi dan juga barista kedai jerami.
Kepala Desa Sandang Pangan melalui Bendahara Desa, Hasirin menjelaskan, sejarah kopi Rongi pada tahun 1970 merupakan penyuplai kopi terbesar di Sultra bahkan nasional.
“Kami melalui pemerintah desa sangat mengapresiasi event ini apalagi sejarah kopi kita sudah sangat dikenal orang banyak sehingga kita perlu mengembangkan kopi ini sehingga menembus pasar nasional,” katanya.
Kata dia, pemerintah desa telah menganggarkan pengembangan kopi Rongi melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang bernama Lamando Jaya. Sebab kopi Rongi sangat berkontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat yang ada di desa.
“Melalui Bumdes akan menjadi wadah bagi petani kopi dan melalui Bumdes juga kami telah menganggarkan melalui penyertaan modal sebesar Rp 275 juta untuk pengepakan serta pemasaran kopi diseluruh wilayah Sultra. Petani kopi kita saat ini berjumlah kurang lebih 200 orang,” katanya.
Ia berharap agar kegiatan kopi ini tetap berlanjut demi menunjang perekonomian dan juga pemerintah akan tetap mensuport terkait event-event yang ada di Desa Sandang Pangan.
“Kami berkomitmen untuk meneruskan hasil dari event ini kepada para stakeholders dan Pemerintah Kabupaten Buton Selatan yang berkaitan dengan perkembangan industri kopi,” tutupnya. (adm)
Penulis : Syahrir