KENDARI, Rubriksultra.com– Usia kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi-Lukman Abunawas tepat menginjak dua tahun sejak dilantik oleh Presiden RI Joko Widodo pada 5 September 2018 lalu di Istana Negara. Meski baru dua tahun memimpin, pasangan dengan akronim AMAN ini sudah menghadirkan pembangunan yang cukup signifikan untuk masyarakat Sultra.
Di moment spesial ini, Gubernur Sultra, Ali Mazi sukses menggelar ekspose dua tahun kepemimpinan AMAN di Hotel Claro Kendari, Sabtu 5 September 2020.
“Acara ini sangatlah penting dalam rangka evaluasi atas kemajuan dan capaian visi dan misi, kebijakan, program dan kegiatan yang telah dicanangkan sejak awal kepemimpinan baik yang bersifat output maupun yang bersifat outcome,” kata Ali Mazi.
Sebagai pemegang mandat rakyat Sultra, kata Ali Mazi, maka evaluasi kinerja atau progres pembangunan patut dilakukan dan dilaporkan kepada masyarakat. Ekspose inipun diharapkan menjadi salah satu wadah agar progres pembangunan diketahui masyarakat luas.
Orang nomor satu di Sultra ini berharap pula ekspose ini dapat berperan sebagai cermin untuk melihat respon dan tanggapan masyarakat, kelebihan dan kekurangan terhadap kebijakan dan tindakan nyata penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik.
Menurutnya, cermin tersebut akan menjadi umpan balik bagaimana langkah-langkah perbaikan pada tahun yang akan datang. Sebab Ia sadar betul masih banyak kekurangan di sana sini, sehingga perlu perbaikan.
Ali Mazi menjelaskan, tidak mudah membangun wilayah yang penuh dengan keragaman seperti Sulawesi Tenggara. Apalagi daerah ini terdiri dari daratan dan kepulauan.
Selain itu, kondisi geografis meliputi pegunungan, bukit, lembah dan pulau-pulau yang terpencar, keragaman etnis, budaya, bahasa dan latar belakang sejarah beragam, serta struktur ekonomi yang beragam. Termasuk potensi wilayah yang berbeda-beda.
“Semua itu merupakan fakta yang harus dipikirkan bagaimana strategi dan pendekatan daerah ini dibangun,” jelasnya.
Pun begitu, Ali Mazi sangat bersyukur sebab Sultra diberkahi dengan beragam kekayaan alam yang sangat melimpah mulai dari darat hingga lautan, mulai dari permukaan bumi hingga dalam perut bumi. Semua ini menjadi modal untuk kesejahteraan rakyat bila dikelola dengan baik dan bijak, tentunya dengan konsep dan pendekatan yang tepat.
“Sejak awal kami telah memikirkan bagaimana Sulawesi Tenggara dibangun, bahkan sejak periode pertama saya telah memikirkan bagaimana daerah kita dapat maju dan sejajar dengan daerah-daerah lain di Indonesia yang lebih dulu maju. Pikiran tersebut tercurah pada bagaimana konsep dan strategi membangun daerah ini,” jelasnya.
Atas kekayaan ini, pasangan AMAN terus mencermati kondisi wilayah dan karakteristik masyarakat Sultra. Menyikapi permasalahan dan menjawab tantangan daerah di masa kini.
Salah satunya menyiapkan amunisi yang tangguh untuk menghadapi persaingan masa yang akan datang. Seluruh hal itu dituangkan dalam konsep dan strategi yang dikemas dalam singkatan Garbarata untuk membangun Sulawesi Tenggara.
“Garbarata adalah gerakan akselerasi pembangunan wilayah daratan dan lautan/kepulauan. Konsep tersebut telah menjadi dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk dilaksanakan selama periode 2018-2023,” paparnya.
Ali Mazi membeberkan visi dan pembangunan daerah sebagaimana yang termuat dalam RPJMD periode 2018–2023, yaitu: “Terwujudnya Masyarakat Sulawesi Tenggara yang Aman, Maju, Sejahtera dan Bermartabat”.
Visi ini dijabarkan pada empat misi, sekaligus menjadi agenda pembangunan. Kemudian visi dan misi tersebut dipertajam dalam lima program prioritas agar lebih fokus pada penanganan permasalahan daerah.
Kelimanya masing-masing, Sultra berbudaya dan beriman, Sultra cerdas, Sultra sehat, Sultra produktif dan Sultra peduli kemiskinan (Sultra bantuan masyarakat miskin).
“Kelima program prioritas ini telah disebar di seluruh organisasi perangkat daerah terkait untuk dilaksanakan setiap tahun,” katanya.
Rampungkan Tiga Proyek Raksasa, Dorong Percepatan Pembangunan Sektor Lain
Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra, Ali Mazi-Lukman Abunawas telah menetapkan program prioritas yang disebar di seluruh Organisasi Perangkat Daerah. Bahkan ada pula program unggulan atau khusus yang ditangani OPD tertentu.
Terdapat tiga program unggulan yang saat ini tengah digenjot. Diharapkan kehadirannya dapat memenuhi kebutuhan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat serta dapat memberi multi efek untuk mendorong percepatan pembangunan sektor-sektor lainnya.
Ketiga program unggulan tersebut, yakni pembangunan jalan pariwisata Kendari–Toronipa sebagai manifestasi program Sultra produktif, pembangunan rumah sakit jantung dan pembuluh darah yang bertaraf internasional sebagai manifestasi program Sultra sehat, dan pembangunan perpustakaan moderen sebagai manifestasi program Sultra cerdas.
“Alhamdulillah, sebagian besar pelaksanaan program dan kegiatan, baik yang bersifat prioritas maupun yang bersifat unggulan telah berjalan. Semua OPD telah melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan amanah RPJMD,” kata Ali Mazi
Ali Mazi menjelaskan, Pemerintah provinsi bekerjasama dengan Ikatan Arsitektur Indonesia Sultra telah menggelar sayembara masterplan penataan kawasan Toronipa yang dimulai pada Juni dan akan berakhir September 2020 ini.
Pemenang sayembara akan menjadi rujukan dalam penataan kawasan pariwisata Toronipa yang sangat potensial untuk mengangkat pariwisata Sulawesi Tenggara di dunia internasional.
Pembangunan pertama dimulai dengan pembangunan akses jalan pada September 2019 yang lalu berupa pembangunan empat jalur jalan dengan panjang sekitar 4 kilometer. Pelapis jalan menggunakan material beton yang diperkirakan bisa bertahan 50 sampai 100 tahun.
Pembangunan tersebut, menelan anggaran dari APBD Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar Rp 144 miliar. Panjang akses jalan Kendari-Toronipa direncanakan 14,6 kilometer.
Kini, pembangunan lanjutan jalan pariwisata Kendari–Toronipa dimulai kembali setelah permohonan pinjaman disetujui oleh pemerintah pusat yang akan didanai oleh PT Sarana Multi Infrastruktur.
“Pemenang tender yaitu PT Perumahan yang telah memulai kerjanya. Kita perkirakan akan rampung pada tahun 2021 yang akan datang,” bebernya.
Sementara untuk pembangunan gedung perpustakaan moderen telah melewati dua tahap. Progres tahap kedua telah mencapai 76 persen.
“Pengerjaan struktur gedung 7 lantai sudah rampung, kini sudah masuk pemasangan instalasi, kaca gedung dan pengecoran kubah. Kami memperkirakan Desember tahun ini selesai dan bisa dipergunakan 2021 mendatang,” imbuhnya.
Sedangan pembangunan gedung rumah sakit jantung dan pembuluh darah sudah merampungkan tahap satu sebanyak 4 lantai dengan nilai Rp 94 miliar. Sementara tahap dua tahun 2020 dalam proses, karena menunggu pencairan dana dari PT Sarana Multi Infrastruktur.
Pembangunan keseluruhan rumah sakit jantung dan pembuluh darah direncanakan akan menelan anggaran Rp 400 miliar. Bangunan akan memiliki 17 lantai, didesain megah, fasilitas lengkap dan akan menjadi rumah sakit khusus jantung pertama dan diharapkan dapat menjadi rumah sakit rujukan khususnya di kawasan Timur Indonesia.
“Pembangunan rumah sakit jantung ini akan digenjot setiap tahun hingga selesai tepat waktu tahun 2022 yang akan datang,” bebernya.
Ia berharap masyarakat dapat memaklumi bahwa pemerintah daerah telah bekerja keras. Walaupun diperhadapkan pada berbagai tantangan seperti adanya pandemi covid-19.
“Banyak hal yang kami lakukan, namun kami menyadari beberapa rencana belum tercapai, capaian-capaian kegiatan pembangunanada yang belum sesuai harapan, karena kami berdua adalah manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan dan keterbatasan,” katanya.
Ali Mazi pun meminta dukungan masyarakat. Pencapaian dua tahun ini akan dijadikan pekerjaan rumah dan pelecut semangat bagi proses pembangunan daerah dalam kurun waktu tiga tahun mendatang.
Luncurkan Buku “Sultra Dalam Pikiran Ali Mazi”
Pada ekspose dua tahun kepemimimpinan AMAN, Gubernur Sultra Ali Mazi resmi meluncurkan buku yang berjudul “Sultra Dalam Pikiran Ali Mazi’. Peluncuran buku ditandai dengan pemukulan gong.
Informasi yang dihimpun dari Tim Juru Bicara Gubernur Sultra, buku yang dibuat dalam dua sampul berbeda itu berisi berbagai kebijakan Ali Mazi yang berkaitan dengan respon terhadap situasi di tengah masyarakat.
Buku itu juga menuliskan sejumlah pemikiran Ali Mazi baik sebagai pribadi maupun Gubernur pada pemerintahannya di periode pertama tahun 2003-2008, kemudian periode kedua tahun 2018-2023.
Buku yang berisi pemikiran-pemikiran Gubernur Ali Mazi itu dirangkum dan disusun oleh Drs Asrun Lio, M.Hum., Ph.D, dengan editor Ahid Hidayat.
Gubernur Ali Mazi secara langsung juga membagikannya untuk yang perdana kepada jajaran Forkopimda Sultra. Juga kepada Kapolda Sulsel, dan Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi NasDem, Tina Nur Alam.
“Buku ini hadir untuk menjadi informasi tambahan bagi perumusan dan pelaksanaan teknis pembangunan,” kata Ali Mazi. (adv)