Nenek Hasnia di Baubau, Bertahan Hidup di Gubuk tak Layak Huni

Anggota DPRD Baubau, Acep Sulfan saat menyambangi kediaman nenek Hasnia. (Foto Ady)

BAUBAU, Rubriksultra.com- Nenek Hasnia (54) harus berjibaku dengan banjir yang merembes masuk ke gubuknya tatkala hujan mendera. Warga RT 002/RW 006 Kelurahan Batulo, Kecamatan Wolio, Kota Baubau ini hanya berharap pemerintah Kota Baubau memberikan uluran tangan.

Laporan : Asmaddin

- Advertisement -

Tepat di belakang megahnya bangunan Lippo Plaza Buton, terdapat pemukiman penduduk yang cukup padat. Salah satunya, gubuk milik nenek Hasnia.

Gubuk itu terbuat dari triplek, terpal dan kayu yang sudah lapuk termakan usia. Beratapkan seng bekas dengan lubang dimana-mana.

Hasnia memiliki empat orang anak dari hasil pernikahan dengan sang suami yang telah menghadap Ilahi 20 tahun silam. Dari empat anaknya ini, Hasnia telah memiliki 11 orang cucu.

Hasnia mengaku tinggal di gubuk tersebut sejak tahun 1973. 47 tahun sudah.

“Kalau sudah hujan, lantai rumah dibanjiri air kiriman dari segala arah. Air masuk lewat atap bocor dan kiriman dari jalan umum,” ungkap Hasnia dengan mata berkaca-kaca.

Untuk bertahan hidup, nenek yang tidak memiliki penghasilan tetap ini harus berjualan secara tidak menentu. Apapun dilakoni untuk sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Nenek Hasnia hanya punya satu harapan untuk pemerintah Kota Baubau agar memperhatikan hidupnya.

“Saya ini selalu didata, rumah difoto, tapi sampai sekarang tidak ada hasilnya,” kenangnya.

Ketua RT 002/RW 006 Kelurahan Batulo, La Ode Jia mengaku sudah mengusulkan lima unit rumah untuk dibedah pada 2020 ini. Salah satunya milik Hasnia, empat lainnya berprofesi tukang ojek.

“Kalau rumah ini tidak dapat bantuan bedah rumah, maka mendingan satu kelurahan ini tidak usah dapat bantuan. Karena rumah-rumah ini sangat pantas menerima bantuan,” ungkap La Ode Jia mencontohkan penyapaiannya ke Lurah Batulo.

Baca Juga :  H. Zahari : Kami Akan Buktikan Pilihan Rakyat Tepat

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Baubau, Yulia Widiarti membeberkan bahwa pihaknya sudah mengajukan 30 unit rumah untuk dibedah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2020.

Yulia mengaku rumah-rumah yang diajukan tadi dianggap memenuhi syarat untuk dibedah, beberapa diantaranya berada di Kelurahan Batulo.

“30 unit rumah kita sudah coba usul ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), besar harapan kita semua usulan bisa masuk dalam APBD Perubahan yang sementara dibahas ini. Tapi, kami melihat, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) belum mengakomodir itu,” beber Yulia dikonfirmasi usai rapat di DPRD Baubau, Senin 14 September 2020.

Yulia menjelaskan, estimasi anggaran bedah rumah sekitar Rp 17,5 juta per unit. Lama pengerjaannya sekitar dua bulan.

Menurutnya, program bedah rumah ini bisa selesai dikerjakan melalui Perubahan APBD ini. Ia berharap bedah rumah ini sudah bisa diakomodir di Perubahan APBD 2020.

“Karena memang pemenuhan rumah layak bagi masyarakat ini menjadi kewajiban pemerintah selain pendidikan dan kesehatan,” jelasnya.

Kepala Bappeda Baubau, La Ode Aswad menampik perihal coret-mencoret usulan program bedah rumah itu.

Kata dia, program bedah rumah itu bisa terakomodir di Perubahan APBD 2020 tergantung dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bersangkutan. Dimana, Dinas Perumahan menentukan apakah bedah rumah itu masuk skala prioritas atau bukan.

“Jadi, tidak ada istilah mau coret-mencoret (usulan) anggaran, itu bukan lagi zamannya. Pada dasarnya semua menjadi prioritas termasuk bedah rumah itu. Sekali lagi saya tegaskan bahwa Bappeda tidak ada coret-coret anggaran,” kata Aswad di kantor DPRD Baubau.

Menaggapi persoalan itu, Anggota DPRD Baubau, Acep Sulfan mengungkapkan, berdasarkan aspirasi masyarakat Batulo, ada sembilan unit rumah lagi yang kondisinya tidak jauh berbeda dengan rumah milik Hasnia tadi.

Baca Juga :  Ini Ikon Baru Baubau yang Dibangun di Kotamara

Acep merasa miris dan sangat kecewa dengan Pemkot Baubau karena tidak peka melihat fakta tersebut.

“Saya minta, bedah rumah itu harus diupayakan masuk di APBD Perubahan ini. Musim barat dan angin kencang akan segera tiba, saya khawatir nanti akan merobohkan rumah-rumah itu. Siapa nanti yang akan bertanggung jawab kalau nanti ada korban jiwa,” pintanya. (adm)

Facebook Comments