Baubau Bersiap Jadi Kota Layak Anak

Wali Kota Baubau, Dr AS Tamrin saat membuka rapat koordinasi Gugus Tugas Kota Layak Anak di aula Kantor Wali Kota Baubau, Rabu 30 September 2020. (Foto Istimewa)

BAUBAU, Rubriksultra.com- Pemerintah Kota Baubau sedang mempersiapkan sejumlah indikator penilaian demi meraih predikat Kota Layak Anak (KLA). Indikator penilaian meliputi lima klaster, yaitu hak sipil, keluarga, kesehatan, pendidikan, dan klaster perlindungan khusus.

Wali Kota Baubau, Dr AS Tamrin mengaku predikat KLA penting diraih demi menjaga anak-anak terkontaminasi narkoba, kekerasan dan minuman keras.

- Advertisement -

“Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus dibekali kecerdasan intelektual, moral, dan spiritual yang baik agar terhindar dari pergaulan yang salah,” kata AS Tamrin dalam rapat koordinasi Gugus Tugas Kota Layak Anak di aula Kantor Wali Kota Baubau, Rabu 30 September 2020.

Suasana rapat koordinasi Gugus Tugas Kota Layak Anak di aula Kantor Wali Kota Baubau, Rabu 30 September 2020. (Foto Istimewa)

Menurutnya, untuk mencegah anak dari pergaulan salah maka butuh peran dan sinergitas semua pihak, baik Pemerintah, Guru serta lingkungan sekitarnya.

“Makanya lingkungan keluarga yang paling penting. Olehnya diharapkan peran orang tua dapat mendidik anaknya mulai dari lingkungan keluarga,” pintanya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Baubau, Wa Ode Soraya mengharapkan kinerja maksimal Gugus Tugas KLA demi meraih poin indikator yang bakal diverifikasi tim Kementerian pada Maret 2021 mendatang.

Kota Baubau harus mampu mengumpulkan 500 sampai 600 poin untuk mencapai target penilaian lima indikator tersebut.

“Kalau gugus bekerja semaksimal mungkin, Insya Allah kita bisa raih. Setelah bisa mengumpulkan poin antara 500-600, kita sudah bisa diverifikasi untuk mendapatkan predikat KLA tingkap pratama,” jelasnya.

Dikatakan, dari lima klaster tadi, klaster hak sipil akan digenjot untuk menjamin pemenuhan hak sipil anak atas kepemilikan akta kelahiran dan kartu Identitas anak. Sebab indikator ini belum 100 persen terpenuhi. (adm)

Penulis : Ady

Facebook Comments
Baca Juga :  Rahman Ngkaali: Upaya Pencegahan Perkawinan Anak Sinkronisasi Program Kemenag