LABUNGKARI, Rubriksultra.com- Komitmen Bupati Buton Tengah (Buteng), H. Samahuddin untuk memajukan daerah yang dipimpinnya begitu besar. Sejak mengemban amanah rakyat Buteng pada 2017 lalu, segala sektor pembangunan terus digalakkan.
Salah satunya peningkatan mutu pendidikan yang merupakan gerbong lahirnya Sumber Daya Manusia (SDM) unggul. Apalagi hal ini bertalian langsung dengan instruksi Presiden RI, Joko Widodo untuk menciptakan SDM unggul di segala sektor pembangunan guna menuju Indonesia maju dan berdaya saing.
Melalui tangan dingin H. Samahuddin, langkah konkrit pembangunan SDM ini telah dihadirkan di tengah masyarakat berupa pemberian beasiswa pada 2020 ini. Pemkab Buteng menganggarkan program beasiswa ini senilai Rp 750 juta.
Orang nomor satu di Buteng ini percaya, bila pembangunan Buton Tengah harus ditunjang dengan SDM yang mumpuni. Tentu, pemerintah harus hadir di tengah masyarakat untuk mewujudkan mimpi itu.
“Buteng harus dibangun dengan ilmu, makanya pendidikan menjadi penting. Bagaimana kalau tidak ada pendidikan, mau bangun bagaimana Buteng ini,” tegas H. Samahuddin.
Begitu pula pembangunan sektor infrastruktur terus ditingkatkan. Mulai dari ruang kelas belajar (RKB), laboratorium baik IPA maupun komputer dan pagar sekolah untuk kenyamanan belajar siswa.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Buteng, Abdullah menambahkan, anggaran beasiswa ini telah disepakati pada APBD Perubahan 2020. Sebelumnya, anggaran beasiswa sempat dianggarkan pada APBD induk senilai Rp 500 juta.
“Namun karena pergeseran, maka anggaran itu dialihkan. Alhamdulillah di perubahan kita alokasikan kembali,” kata Abdullah.
Abdullah menjelaskan, dari total anggaran Rp 750 juta ini dibagi menjadi dua. Masing-masing Rp 300 juta untuk beasiswa berprestasi dan Rp 450 juta untuk beasiswa kurang mampu.
Kata dia, kriteria penerima beasiswa tersebut diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 44 tahun 2019. Beasiswa kurang mampu memiliki persyaratan antara lain harus warga Buton Tengah yang dibuktikan dengan KTP dan KK asli warga Buton Tengah.
Calon penerima beasiswa juga harus memiliki kartu mahasiswa dan memiliki basis data warga kurang mampu di Kemensos atau surat keterangan kurang mampu dari kelurahan atau desa setempat.
“Sementara untuk beasiswa berprestasi, sama halnya dengan yang kurang mampu harus warga Buteng dibuktikan KTP dan KK, harus memiliki kartu mahasiswa, dan paling penting IPK standar 3,2 serta akreditasi kampus minimal akreditasi B,” jelasnya.
Dijelaskan, jenjang penerima beasiswa ini tergantung permintaan calon penerima beasiswa. Terbuka untuk tingkatan Strata I hinggga sampai tingkatan Strata III.
“Untuk nominal berapa beasiswa yang akan diberikan tergantung jumlah peminatnya, kalau yang memenuhi syarat jumlahnya kecil, maka nominalnya juga akan besar,” ungkapnya.
Abdullah menambahkan, penerima beasiswa nantinya tidak selamanya akan terus menerima bantuan ini. Program ini akan terus dievaluasi setiap tahun.
“Insya Allah tiap tahun kita berikan beasiswa, tapi setiap tahun juga kita akan evaluasi. Selagi dia masih memenuhi syarat maka kita berikan dan bisa saja penerima tiap tahun berubah, kecuali dengan universitas yang kita sudah kerjasama akan kita berikan beasiswa sampai selesai. Namun hingga sampai saat ini kita belum ada kerjasama dengan universitas manapun,” katanya.
“Ini sesuai dengan visi misi bupati dan wakil bupati untuk mencetak generasi dan SDM yang berkualitas untuk membangun Buteng,” tandasnya.
Bangun Sekolah di Tengah Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 tak menghalangi pembangunan sarana dan prasarana sekolah di Kabupaten Buton Tengah (Buteng). Pembangunan Ruang Kelas Belajar (RKB) baru maupun rehabilitasi gedung sekolah tetap jalan sesuai visi misi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Buteng, Abdullah, memastikan hal itu. Kata dia, anggaran sektor pendidikan tidak terkena imbas pengurangan akibat dampak Covid-19.
“Pendidikan tidak terkena imbas sehingga kita tetap jalan,” katanya.
Abdullah menjelaskan, rehabilitasi sekolah di Buteng terdapat di beberapa titik. Namun yang paling mendesak adalah SMP yang ada di Mawasangka.
“Disana siswanya banyak sementara bangunannya sudah tidak layak. Pembangunan sekolah ini dengan konstruksi dua lantai. Ini sekolah pertama dengan dua lantai di Buteng,” katanya.
Dikatakan, rehabilitasi sekolah dianggarkan senilai Rp 15 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Anggaran ini dikelola langsung kepala sekolah secara swakelola.
Anggaran ini diperuntukan untuk rehabilitasi perpustakaan, kantor, RKB, maupun sanitasi.
“Ini tentunya menjadi prioritas, disamping kualitas guru kita tingkatkan, yang paling penting juga itu sarananya supaya siswa belajar dengan nyaman,” katanya.
Sementara ini juga, pihaknya tengah membangun komunikasi terkait tambahan DAK. Apalagi dalam DAK banyak program rehabilitasi.
“Tinggal daerah saja yang membangun komunikasi untuk melengkapi dokumen yang diperlukan. Karena memang di Buteng ini, kalau persoalan kekurangan RKB sudah tidak terlalu banyak, kekurangan RKB itu hanya di Lombe. Tapi kalau butuh rehab itu banyak sekali, apalagi di Talaga,” katanya.
Selain DAK, pihaknya juga membangun kerjasama dengan Kementerian PU melalui Balai Pemukiman dan Perumahan. Utamanya program renovasi sekolah.
“Tahun kemarin kita dapat dua lokasi. Alhamdulillah tahun 2020 ini kita juga diberikan dua lokasi. Masing-masing satu di Talaga dan Mawasangka Tengah,” pungkasnya. (adv)