BAUBAU, Rubriksultra.com– Langkah Fanti Fridayanti, warga Kelurahan Tanganapada, Kecamatan Murhum, Kota Baubau patut ditiru. ASN salah satu instansi Pemerintah Kota Baubau ini dengan cermat memanfaatkan waktu dan alat seadanya untuk menghasilkan sayuran sehat sendiri untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19 yang saat ini masih melanda.
Laporan : Ady
Tangan Fanti begitu cekatan. Bak petani profesional, limbah rumah tangga berupa jerigen bekas hingga ember plastik disulapnya menjadi media tanam berbagai macam sayuran.
Hobi baru Fanti ini belum cukup lama. Ide brilian ini baru muncul setelah pandemi Covid-19 mulai melanda Kota Baubau. Ditambah adanya kebijakan pemerintah harus bekerja dari rumah.
Kini, buah hasil kerja kerasnya sudah dinikmati. Bayam, kangkung, tomat, cabe hingga terong sudah beberapa kali dipanen dan tumbuh subur di halaman rumahnya.
Usai bekerja menuntaskan tugas dan kewajiban kepada masyarakat, ibu dua anak ini mengisi waktu sengang untuk tanamannya. Kedua anak dan suaminya juga ikut membantu.
Fanti menanam berbagai sayuran itu dengan cara budidaya sistem irigasi kapiler. Irigasi kapiler adalah model budidaya tanaman dalam polybag atau wadah yang diberi akses air terus menerus melalui sistem kapilaritas, misalnya kapiler berbahan kain flanel.
“Awalnya sayur kangkung yang ditanam. Suami dan anak-anak juga ikut membantu membuat kebun mini ini,” katanya.
Fanti berkisah, awalnya dirinya diajak oleh komunitas berkebun di Kota Baubau yang telah bekerjasama dengan Kodim 1413 Buton. Utamanya soal mekanisme budidaya dan bibit tanaman.
“Kini kami sekeluarga telah hobi menanam,” tukas Fanti.
Usaha memang tidak menghianati hasil, kebun mini yang dirawatnya bersama keluarga kini tumbuh dan berbuah rimbun dengan hasil yang cukup memuaskan.
“Alhamdulillah sudah beberapa kali kita panen hasilnya, bisa memenuhi kebutuhan akan sayuran. Bahkan terkadang, tetangga, keluarga dekat serta teman-teman datang panen sendiri di rumah,” kisahnya.
Fanti menjelaskan, bercocok tanam di masa pandemi sangat efektif sebab tidak harus ke pasar dan berdesak-desakan di kerumunan pengunjung pasar untuk mendapatkan sayuran. Apalagi hal itu cukup beresiko terjadi penularan Covid-19.
“Kalau tanam sendiri, sayuran yang dikonsumsi sehat tanpa bahan kimia dan bisa membuat daya tahan serta imun tubuh tetap terjaga. Apalagi kita bisa membantu ekonomi keluarga,” tandasnya.
Soal bibit, Fanti tidak begitu sulit mendapatkannya, sebab anggota komunitas berkebun selalu saling tukaran benih sayuran.
“Pun kalau tidak ada, barulah saya beli di toko khusus yang menjual berbagai jenis bibit tanaman,” tutupnya. (adm)