RUMBIA, Rubriksultra.com– Ketua Panitia Pembangunan Masjid Kabaena Timur, Ahna melalui Sekretaris, Asmin, membantah tudingan massa dari sejumlah aktifis Lingkar Hijau Kabaena (LIHIKA) tentang tak transparansinya anggaran pembangunan Masjid Baabul Amal di Ibu Kota Kabaena Timur, Kelurahan Dongkala. Asmin menyebut,pihaknya sudah sangat transparan dalam mengelola anggaran pembangunan.
Bahkan, kata Asmin, panitia selalu membacakan anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan masjid tiap Jumat. Kerap juga diadakan rapat dengan masyarakat terkait pembahasan anggaran pembangunan masjid yang megah itu.
“Tudingan yang mereka katakan tidak benar itu, semua sudah transparan. Terkait anggaran kami siap pertanggung jawabkan, pihak perusahaan pun tidak ada masalah dengan itu,” beber Asmin saat dihubungi, Jumat 18 Desember 2020.
Ia meminta, adik-adik aktifis LAHIKA agar bisa duduk bersama untuk mendiskusikan persoalan ini agar tidak menjadi polemik di tengah masyarakat. Tentu tempatnya harus di masjid.
“Dimana-mana menyangkut anggaran atau dana pembangunan mesjid, laporan pertanggung jawaban dibacakan di masjid karena dana didapat dari bantuan perusahaan bukan dari pemerintah, jangan pertanyakan di kantor camat atau bupati, untuk adik-adik mari, silahkan datang di masjid jika ingin pertanyakan itu,” tuturnya.
Dikatakan, awalnya pembangunan masjid berasal dari dana sukarela masyarakat Dongkala. Namun, progres pembangunan hanya sebatas teras.
Selanjutnya pembangunan sempat terhenti hingga ada pergantian panitia.Lalu panitia baru yang saat ini di nahkodai Camat Kabaena Timur, Ahna, berinisiatif untuk melanjutkan masjid yang sempat terhenti dengan melayangkan proposal ke salah satu perusahaan tambang nikel PT Narayana Lambale Sejahtera dan beberapa bantuan dari masyarakat setempat.
Perusahaanpun merespon permohonan itu dengan baik. Bahkan tak menunggu waktu lama, perusahaan memberikan bantuan namun secara bertahap.
Hingga kini diketahui, panitia pembangunan masjid sudah 11 kali melakukan pencairan dengan nominal dari tahap 1 hingga tahap 7 nominal sebanyak Rp 100 Juta.
“Kalau tahap 8 tiap kali pencairan Rp 125 juta lebih, tahap 9 Rp 104 juta lebih, tahap 10 dan 11 Rp 130 juta lebih, bahkan sebelum pencairan kita masukan laporan pertanggung jawabannya dulu ke perusahaan kalau tidak masuk, ya tidak akan cair,” kata Asmin.
Ditambahkan, didalam RAB anggaran pembangunan Masjid Baabul Amal mencapai Rp 2 miliar. Masjid dibangun dengan arsitektur modern dan kini sudah mencapai progres 65 persen.
Asmin menjelaskan, untuk kubah menara dan mihrab diluar dari RAB dan merupakan tanggungan dari direktur perusahaan. Jumlahnya sebanyak 6 buah yang terpasang di kubah utama, kubah menara dan mihrab senilai Rp 385 juta.
“Progres penyelesaian sudah 65 persen, besok sudah bekerja lagi karena anggaran sudah keluar dari pihak perusahan, jadi pekerjaan yang kami akan kerjakan sisa ring ball dan dudukan kubah setelah itu pemasangan atap. Jadi salah itu kalau mereka bilang harga kubah Rp 450 juta, data darimana mereka ambil,” tuturnya.
Ia meminta kepada masyarakat untuk tetap bersabar apalagi pembangunan mesjid tetap berjalan dengan baik dan tidak ada kendala. Ia juga berterima kasih kepada pihak perusahaan yang dengan kerelaannya membantu masyarakat Dongkala membangun masjid yang sempat tertunda.
“Jadi kalau ada yang tanya kapan selesainya, ini semua tergantung perusahaan karena ini anggaran diberikan secara bertahap tidak sekaligus,”pungkasnya. (adm)
Laporan: Agus