Potensi Ekspor Perikanan Kepton Belum Dikelola Maksimal

Kepala SKIPM Baubau, Arsal (Kedua dari kiri) saat menjelaskan potensi perikanan di Kepton saat media gathering, Rabu 16 Desember 2020. (Foto Istimewa)

BAUBAU, Rubriksultra.com- Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Baubau, Arsal menyebut potensi perikanan di Kepulauan Buton begitu besar. Sayang, ekspor potensi perikanan belum dikelola maksimal.

Kondisi ini disebabkan karena sektor ini tidak didukung pemerintah daerah. Kurang sigapnya pemerintah melihat itu membuat hasil nelayan tak memiliki nilai tambah.

- Advertisement -

“Bahkan potensi kita tidak memiliki label asal hingga mudah didompleng daerah lain. Sebagai contoh, hasil laut khusus ekspor dikirim ke Jakarta, Surabaya, Makassar, Kendari dan Jayapura. Di daerah tujuan ini hanya menyiapkan kelengkapan berkas untuk diekspor, namun negara pemesan menyebut potensi perikanan dari daerah tersebut, bukan dari Kepton,” kata Arsal.

Label asal, kata dia, seharusnya dipertahankan. Apalagi potensi besar perairan Buton itu terbentang mulai dari Kota Baubau, Kabupaten Buton, Buton Tengah, Wakatobi hingga Buton Utara.

Komoditi yang dihasilkan pun beragam, mulai dari rumput laut, tuna, gurita, cakalang, tongkol, layang, kerapu, teri, sirip hiu, kepiting, ikan hias, udang ronggeng bahkan mutiara.

“Nah, yang jadi masalahannya, kita belum ekspor. Padahal itu hasil kerja keras nelayan kita, didukung dengan luas wilayah yang notabene 80 persen perairan, menghasilakn komoditi laut yang jauh lebih dominan dan beragam jenis dibanding daerah lain,” bebernya.

Seluruh hasil laut yang diperoleh nelayan lokal, kata Arsal, hanya mampu dikirim antar daerah di Indonesia. 95 persen diantaranya ikan segar, ikan beku dan ikan kering.

“Pengusaha lokal tidak begitu maksimal melakukan ekspor keluar negeri. Kondisi ini membuat lalu lintas ikan hidup di pulau Buton ini masih sangat kurang. Hasil perikanan disini dikirim ke Jakarta, Makassar, Kendari, Surabaya, Jayapura. Sampai disana, baru di ekspor,” tandasnya.

Baca Juga :  Budaya Buton Kunci Tekan Kerawanan Sosial di Baubau

Dikatakan, periode tahun 2020, lalu lintas komoditi perikanan pulau Buton mencapai 9.650.845 kilogram. Angka ini jauh menurun dibandingkan tahun 2019 sebesar 14.397.116 kilogram.

Padahal, 114 dari 147 pelaku usaha pengolahan ikan baik perorangan maupun perusahaan di wilayah Kepulauan Buton (Kepton) berada di Baubau.

“Perusahaan disini masih pengiriman domestik, karena masih ada persyaratan yang harus dipenuhi. Perusahaan yang sudah berstandar ekspor atau Hazard Analysis Critical Control Points itu baru dua yakni di satu di Kabupaten Buton dan satu lagi di Wakatobi,” jelasnya. (adm)

Laporan : Ady

Facebook Comments