BAUBAU, Rubriksultra.com- Pemerintah Kota Baubau makin keteteran menghadapi persebaran Covid-19. Rendahnya kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan menjadi masalah besar yang dihadapi.
Hal itu diakui Sekda Kota Baubau, Dr Roni Muhtar saat memaparkan kondisi penanganan Covid-19 di Baubau, dihadapan Gubernur Sultra, Ali Mazi secara virtual dalam rapat koordinasi percepatan penanganan covid-19 se-Sultra, Senin 8 Februari 2021.
Dr Roni Muhtar mengatakan, dari delapan Kecamatan di Baubau, tercatat hanya Kecamatan Sorawolio dan Lea-lea dengan status risiko rendah. Sementara enam kecamatan lainnya risiko sedang.
“Hal itu menunjukkan kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan masih sangat rendah. Fakta itu membuat masih cukup besar yang terpapar Covid-19,” katanya.
Olehnya, Pemkot Baubau terus mengoptimalkan strategi 3T (testing, tracing, dan treatment) untuk penanganan Covid-19. Meski masih ada saja sebagian masyarakat yang enggan menjadikan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan) sebagai kewajiban saat beraktifitas.
“Kita berusaha menjadikan Kota Baubau tanpa terpapar Covid dan itu pekerjaan rumah kita bersama. Diharapkan protokol kesehatan harus menjadi pilihan utama bagi kita semua. Bahkan saat ini kita sementara mengaktualisasikan secara baik program vaksinasi sebagai wahana pencegahan,” imbuhnya.
Terkait dengan perkembangan kasus positif Covid-19 di Baubau, tercatat data terakhir ada 980 kasus. Dari jumlah itu yang sembuh sebanyak 927 kasus sementara dalam perawatan 29 kasus dan yang meninggal dunia ada 24 kasus.
“Positif rate sesuai penegasan WHO idealnya sama atau lebih kecil dari 5 persen. Sementara kondisi Baubau pertanggal 2 Februari berada diangka 45,6 persen sedangkan 6 Februari 34,48 persen. Dari angka itu kita masih jauh dari angka ideal,” tandas Jendral ASN ini.
Dikatakan, yang menjadi hambatan dalam penanganan Covid-19 di Baubau antara lain pengetahuan masyarakat akan bahaya covid-19 masih rendah, tingkat kepatuhan masyarakat akan protokol kesehatan dan mobile PCR hingga kini belum berfungsi.
“Diharapkan dukungan Pemprov Sultra dalam membantu memudahkan pengurusan izin mobile PCR agar bisa optimal menekan angka penularan Covid-19 di Baubau,” tutupnya. (adm)
Laporan : Ady