BAUBAU, Rubriksultra.com- Pelabuhan Ferry di Kelurahan Batulo, Kota Baubau siap dilepas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Hal ini sebagai bentuk dukungan Pemprov Sultra terhadap sektor kepelabuhanan Kota Baubau, dimana pelabuhan Feri Batulo akan dilebur menjadi area lapangan penumpukan kontainer pelabuhan Murhum.
Sebagai ganti, Pemprov Sultra menawarkan konsep penyerahan pelabuhan ferry Batulo melalui skema tukar menukar atau barter. Artinya, Kemenhub mesti membiayai pembangunan pelabuhan Feri Baubau yang baru di lokasi lain.
“Kita sudah tawarkan pelabuhan Feri itu secara tertulis dan lisan ke Kemenhub di Jakarta sekitar dua pekan lalu. Pak Dirjen sudah oke, tinggal persetujuan pak Menteri saja,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan Sultra, Hado Hasina, via telepon selulernya, akhir pekan lalu.
Konsep tukar menukar tersebut, kata dia, Kemenhub membangun pelabuhan baru sebagai pengganti pelabuhan Feri Batulo. Sedangkan Pemprov Sultra dan Pemkot Baubau menyiapkan lahan untuk lokasi pelabuhan Feri baru.
“Kita tidak mungkin membiayai dua kali pembangunan pelabuhan ferry. Kalau pak Menteri setuju dengan tawaran ini, maka pelabuhan ferry yang baru itu dikerjakan satu tahun selesai. Jadi, pelabuhan ferry baru itu nanti tetap pengelolaan Pemprov Sultra,” kata mantan Pj Wali Kota Baubau ini.
Ia menguraikan dua alternatif lokasi pengganti pelabuhan Feri Batulo yakni pesisir Warumusio Kelurahan Kadolomoko atau Lakologou Kecamatan Kokalukuna. Pun, pihaknya bersama Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XVIII yang notabene perwakilan Kemenhub di Sultra sudah melakukan peninjauan lokasi beberapa waktu lalu.
“Tadi konsultan sedang mengukur dua opsi calon lokasi pelabuhan Feri baru. Apakah nanti dibangun di Warumusio atau Lakologou, itu nanti tergantung hasil studi kelayakannya. Yang jelas, begitu pak Menteri bilang iya, maka langsung kita bangun tahun depan,” katanya.
Kata dia, tawaran tukar menukar aset itu merupakan bentuk dukungan Pemprov Sultra terhadap sektor kepelabuhan Kota Baubau. Dimana, pelabuhan Feri Batulo akan dilebur menjadi area lapangan penumpukan kontainer pelabuhan Murhum.
“Pindahnya itu bukan berarti kami merasa tidak cocok disitu (Batulo), tapi karena lapangan penumpukan kontainer pelabuhan Murhum Baubau yang ada saat ini terlalu kecil. Makanya untuk mendapatkan lapangan penumpukan kontainer yang luas harus ditimbun laut sampai di (depan) hotel Mira Kadolomoko,” jelasnya.
Sementara, ucap mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buton Utara ini, rencana perluasan lapangan kontainer hingga ke area hotel Mira itu melewati pelabuhan Feri Batulo. Sehingga, salah satu caranya adalah pelabuhan Feri dicarikan tempat baru.
“Kami prediksi lapangan penumpukan kontainer pelabuhan Murhum yang ada sekarang ini dua hektar, hanya bisa dioperasikan sampai lima tahun kebawah. Sementara untuk sampai 100 sampai 200 tahun kedepan, dibutuhkan sekira lima sampai enam hektar,” ulasnya.
Terlebih pengelolaan pelabuhan Murhum itu akan ditawarkan ke pengusaha seperti halnya pelabuhan Bungkutoko Kota Kendari yang telah dikelola Badan Usaha Pelabuhan (BUP). Untuk menarik minat para pelaku usaha, maka perlu dilakukan perluasan lapangan penumpukan kontainer melewati pelabuhan Feri Batulo.
“Sedangkan alternatif kedua yang kita tawarkan adalah pelabuhan Feri tetap di Batulo, namun jalan kaluar akses kontainernya dari dermaga Murhum melalui samping masjid Batulo hingga ke sebelah timur pelabuhan Feri sebagai depot peti kemas. Jadi, tidak ada lagi peti kemas di areal pelabuhan Murhum,” urainya.
“Jalan keluar kontainer ke areal timur pelabuhan Feri tersebut ditunjukan oleh garis merah. Jalan itu akan langsung terus ke areal terminal B Warumusio dan bahkan hingga Waruruma Kecamatan Kokalukuna. Sehingga aktifitas penumpang di areal pelabuhan Murhum menjadi lengang, nyaman, berkeselamatan, aman, dan humanis,” sambungnya.
Menurut dia, kebijakan Pemprov Sultra adalah salah satu langkah untuk menjadikan sektor pelabuhan Baubau lebih prospektif. Sebab, masa depan Baubau terletak pada pelabuhan laut dan Bandar Udara (Bandara). (adm)