Model Pembelajaran Blended Learning Solusi Belajar Daring di Era Pandemi

Wa Ode Husniah

Oleh: Wa Ode Husniah

BAUBAU, Rubriksultra.com- Proses pembelajaran pada hakekatnya mengubah diri peserta didik ke arah kedewasaan. Proses pembelajaran harus mampu memberikan kerangka berpikir, sikap dan perilaku yang relevan dan mengarah pada kebutuhan dalam konteks kehidupan kini.

Saat ini pendidikan menerapkan system pembelajaran daring atau pembelajaran dalam jaringan. Pembelajaran daring adalah sistem pembelajaran dalam jaringan menggunakan metode pembelajaran jarak jauh. Semua interaksi dan komunikasi serba digital.

Melalui aplikasi internet diantaranya Google Meet, Video Conference, Zoom Meeting, mahasiswa dan dosen melakukan proses perkuliahan secara tatap muka depan layar. Juga mahasiswa dapat mengunduh materi yang diberikan oleh dosen melalui Wahtsapp dan video pembelajaran di youtube serta di aplikasi internet lainnya.

Penggunaan virtual learning tersebut menimbulkan kelelahan, perasaan jenuh, perasaan bosan, merasa kurang bersemangat, motivasi belajar menurun dan tidak ada minat dalam mengikuti proses perkuliahan daring. Proses perkuliahan daring atau online dirasakan terlalu monoton, intonasi dalam penyampaian materi kurang bervariasi, dan tidak adanya interaksi dengan teman dan dosen. Mereka hanya beriteraksi dan berkomunikasi melalui layar dalam ruang tertutup yang hanya ada mahasiswa dan monitor/layar.

Selain itu, tuntutan tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh mahasiswa terkadang menumpuk, serta pengumpulan tugas-tugas tersebutpun dilakukan dengan mengirim ke email dosen yang menggunakan akses internet..

Model Pembelajaran Blended Learning

Dengan berubahnya kegiatan pembelajaran dari kebiasaan kegiatan pembelajaran melalui tatap muka di sekolah berubah menjadi pembelajaran jarak jauh juga menuntut dosen untuk ikut bertransformasi menggali kreativitasnya dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang tersedia, seperti: Google Class Room, Zoom, Google Meet, dan lain-lainnya agar pembelajaran bisa tetap berlangsung.

Baca Juga :  Menyongsong Pesta Demografi 2020

Tentunya hal ini memberikan nuansa yang berbeda, baik bagi peserta didik maupun pendidik. Pembelajaran jarak jauh ini memberikan tantangan tersendiri bagi pendidik dalam merancang kegiatan pembelajaran agar mahasiswa tidak merasa jenuh, bosan maupun stress.

Model pembelajaran Blended learning merupakan metode atau strategi pembelajaran yang memadukan pembelajaran konvensional (tatap muka di kelas) dengan pemberian materi daring atau online secara seimbang yang dapat meningkatkan efektivitas, akses dan aksepability dalam pengembangan potensi mahasiswa. Perpaduan antara pembelajaran tatap muka di mana dosen dan mahasiswa bertemu langsung dengan pembelajaran secara online yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja.

Dalam pembelajaran masa pandemic covid 19, ruang belajar dalam model pembelajaran blended learning yang dapat digunakan yaitu : singkron virtual yaitu pembelajaran yang dilakukan secara langsung dengan tatap layar dalam waktu dan tempat yang berbeda. Pembelajaran dengan sinkron virtual menggunakan berbagai media video conference yang tersedia di internet.

Asinkron mandiri yaitu pembelajaran yang dilakukan secara mandiri kapanpun dan dimanapun. Mahasiswa yang berinisiatif menentukan kebutuhan dan tujuan belajarnya. Juga dalam memilih sumber belajar, strategi pembelajaran serta mengevaluasi hasil belajarnya. Media yang dapat digunakan video, televisi, radio atau podcast.

Asinkron kolaboratif adalah pembelajaran yang dilakukan bersama mahasiswa dengan siapapun, kapanpun dan dimanapun. Pembelajaran dengan ruang belajar ini dilakukan dengan berdiskusi atau bekerjasama dalam forum diskusi online, blog dan lain sebagainya. (Chaeruman, 2018).

Ada beberapa model yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran daring dan kegiatan pembelajaran tatap muka berbasis blended learning yang dikembangkan berdasarkan tujuan implementasi model pembelajaran blended learning di masa pandemic covid 19. Jika dosen focus pada pembelajaran daring maka kegiatan dan tugas secara daring diperbanyak, sedangkan jika dosen focus pada pembelajaran tatap muka maka kegiatan dan tugas online berfungsi untuk mempertajam pemahaman mahasiswa tentang topic yang diberikan pada saat tatap muka. Berikut model yang dapat digunakan dalam implementasi blended learning :

Baca Juga :  Fakta Dibalik 3.5 Menit

1. Model blended learning parsial

Model blended learning parsial ini berfokus pada pembelajaran daring sebagai ganti pembelajaran tatap muka di kelas. Pembelajaran daring memiliki porsi waktu yang cukup besar dari porsi waktu pembelajaran tatap muka. Penerapan model ini dosen harus mampu mengembangkan dan merancang kegiatan pembelajaran secara online atau daring, aktif berkomunikasi secara online dengan mahasiswa sehingga mahasiswa aktif terlibat dalam pembelajaran kelas online.

2. Model blended learning penuh

Model blended learning penuh memiliki porsi waktu yang seimbang antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring. Pendistribusian materi oleh dosen sebagian topic diberikan secara daring dan menjelaskan topic secara tatap muka di kelas. Penerapan model ini dosen dituntut untuk mampu memilah materi pembelajaran yang akan diberikan secara daring. Dosen juga harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode agar kegiatan pembelajaran daring dapat beragam dan menarik saat menyampaikan materi kelas online.

3. Alternative model blended learning

Model pembelajaran alternative model blended learning memadukan antara pembelajaran tatap muka di kelas dan pembelajaran daring. Pembelajaran daring tidak menggantikan pembelajaran tatap muka di kelas tetapi sebagai alternative untuk mendistribusikan materi pembelajaran, tugas dan kegiatan lainnya melalui internet sehingga pada kelas tatap muka mahasiswa memiliki waktu yang banyak untuk berdiskusi dan melaksanakan presentasi. Dosen pada model ini berperan sebagai mediator, fasilitator dan insiator yang menggerakkan kegiatan kelas tatap muka dan kelas online sehingga mahasiswa mampu belajar secara mandiri.

Penerapan model pembelajaran blended learning tersebut disesuaikan dengan kondisi daerah, lingkungan dan mahasiswa dimana mereka berada serta kemampuan dosen dalam mengembangkan pembelajaran daring. Dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka di kelas, dosen dan mahasiswa harus menerapkan protokoler kesehatan covid 19 dengan menjaga jarak, memakai masker atau face shiled dan mencuci tangan memakai sabun atau hand sanitizer sebelum maupun sesudah pembelajaran tatap muka dilaksanakan.

Baca Juga :  Empat Prinsip Ditegakkan, Mendahului Sara Pataanguna

Untuk mendapatkan hasil belajar yang diharapkan di masa pandemic ini, dosen tidak bisa hanya focus pada pembelajaran daring atau kelas online saja. Pembelajaran tatap muka di kelas masih sangat diperlukan khususnya dalam memotivasi, membangun hubungan sosial, serta membangun nilai-nilai yang diharapkan dari luaran pembelajaran.

Oleh karena itu, model blended learning menggabungkan kekuatan pada pembelajaran kelas online untuk mengatasi kelemahan-kelemahan pada pembelajaran kelas tatap muka. Dengan perpaduan dan manajemen yang baik serta terenvana dari pembelajaran kelas online dan pembelajaran tatap muka ini diharapkan mahasiswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Sumber Bacaan
Chaeruman, Uwes A dan Santi Maudiarti (2018). Quadrant of Blended Learning: a Prosposed Conceptual Model for Designing Effective Blended Learning. Jurnal Pembelajaran Inovatif. JPIi(1): 1-5.
Waskito, Handoko (2018). Blended Learning Teori dan Penerapannya. Padang: LPTIK Universitas Andalas. (***)

Penulis adalah Dosen tetap pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Buton.

Facebook Comments