Gerhana Bulan Total Merah Saat Hari Raya Waisak, Terjadi Tiap 195 Tahun

Ilustrasi selama gerhana bulan total, sinar matahari disaring oleh atmosfer bumi dan bulan berwarna oranye. ( Foto NASA VIA BBC INDONESIA)

JAKARTA, Rubriksultra.com- Ahli menyebutkan bahwa peristiwa gerhana bulan total (GBT) yang juga bulan merah super (super blood moon) dan bertepatan dengan peringatan Hari Raya Waisak adalah fenomena langka.

Hal ini disampaikan oleh Peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) M Zamzam N M.Si, dalam live instagram @pussainsa_lapan bertajuk Mengulas Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021.

- Advertisement -

“Ini termasuk langka, karena gerhana bulan total berwarna merah, baru bisa terjadi berapa puluh tahun lagi,” kata Zamzam, seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (25/5/2021).

Zamzam mengatakan bahwa gerhana bulan total berwarna merah saja tergolong langka karena baru bisa terjadi beberapa puluh tahun lagi, apalagi gerhana bulan total yang bertepatan dengan peringatan Hari Raya Waisak 2565 seperti hari ini.

“Yang bertepatan dengan Waisak ini juga (langka), mungkin ratusan tahun lagi baru bisa terjadi super blood moon (bulan super merah) yang bertepatan dengan Hari Raya Waisak,” jelasnya.

Gerhana bulan total saat detik-detik Waisak

Peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Nasional LAPAN, Andi Pangerang Hasanuddin menjelaskan bahwa GBT kali ini bertepatan dengan detik-detik Waisak 2565 Era Vuddha yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13 WIB, 19.13 WITA dan 20.13 WIT dengan jarak 357.461 kilometer dari Bumi.

Pada dasarnya, kata dia, detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut Waisaka Purnama, yang selalu jatuh pada tanggal 15 suklapaksa di bulan Waisaka.

Pada saat bulan purnama, Matahari dan Bulan akan berada dalam satu garis lurus, sehingga cahaya Matahari dapat menerangi permukaan Bulan secara maksimal, dengan bumi berada di antara keduanya.

Nah, karena cahaya Matahari menerangi permukaan Bulan secara maksimal, maka bulan nampak bulat sempurna dipandang dari Bumi. Kedudukannya membentuk garis lurus yang disebut oposisi (solar) atau istiqbal.

Baca Juga :  Kemenkumham Raih Penghargaan Digital Government Award

Detik-detik Waisak adalah ketika Matahari dan Bulan membentuk sudut 180 derajat satu sama lain dalam peredarannya.

“Dengan kata lain, detik-detik Waisak merupakan puncak bulan purnama pada bulan Waisaka menurut penanggalan India yang didasari oleh peredaran Bulan,” jelas Andi.

Sejarah gerhana bulan total dan peringatan Hari Raya Waisak

Untuk mengetahui sejarahnya GBT dengan peringatan Hari Raya Waisak. Anda terlebih dahulu harus mengetahui kalau GBT biasa dengan GBT berwarna merah (Bulan Super Merah) hari ini sedikit berbeda.

1. Gerhana Bulan Total

Gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Ketika gerhana bulan total terjadi; posisi Matahari, Bumi, Bulan sejajar sehingga membuat Bulan masuk ke umbra Bumi.

Gerhana bulan terbagi menjadi gerhana bulan total, sebagian dan penumbra. Fenomena ini tidak terjadi setiap bulannya, sehingga saat gerhana bulan terjadi bertepatan dengan suatu momen tertentu jelas akan menjadi momen yang dianggap istimewa.

Kendati Hari Raya Waisak selalu bertepatan dengan Bulan Purnama, berbeda halnya dengan GBT.

Dalam catatan LAPAN, belum pernah ada peristiwa perayaan Waisak yang bertepatan dengan gerhana bulan total biasa.

Andi menuturkan bahwa yang pernah tercatat adalah peristiwa gerhana bulan total biasa yang jatuh sebelum ataupun sesudah peringatan Hari Raya Waisak, yaitu pada pada 24 Mei 1910, 14 Mei 1938, 14 Mei 1957, 25 Mei 1975, dan 16 Mei 2003.

Diprediksikan juga, untuk masa yang akan datang, gerhana bulan total biasa yang berdekatan dengan hari raya Waisak masih akan terjadi kembali pada 26 Mei 2040, 7 Mei 2050, 6 Mei 2069, 17 mei 2087 dan 29 Mei 2106.

2. Bulan Merah Super (Super Blood Moon)

Baca Juga :  PWI Pusat Bangkitkan Budaya Indonesia, AS Tamrin: Ini Kehormatan Besar Bagi Kami

Akan tetapi, perlu diketahui juga bahwa fenomena yang terjadi hari ini bukan hanya gerhana bulan total biasa.

Pada prosesnya, saat Bulan berada di umbra Bumi ketika puncak gerhana bulan total terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah yang terkenal dengan istilah Blood Moon.

Lalu, karena posisi Bulan pada malam ini berada di posisi terdekat dengan bumi (Perigee), maka Bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga disebut dengan Super Moon.

Oleh karena itu, Gerhana Bulan Total tanggal 26 Mei 2021 ini dikenal juga dengan Super Blood Moon (Bulan Merah Super), karena terjadi saat bulan di di jarak terdekat dengan Bumi (Perigee).

Berbeda halnya dengan gerhana bulan total biasa, Bulan Merah Super justru berdasarkan catatan LAPAN memang pernah terjadi di hari yang sama atau bertepatan dengan perayaan Hari Raya Waisak.

Fenomena bulan super merah (super blood moon) yang bertepatan dengan Hari Raya Waisak seperti terjadi pada hari ini, Rabu ( 26 Mei 2021), sudah pernah terjadi pada 16 Mei 2003 silam.

Andi berkata, umumnya fenomena Bulan Merah Super yang terjadi bertepatan dengan perayaan Waisak ini berulang setiap 195 tahun sekali.

“Super Vesak Blood Moon atau Bulan Waisak Merah Super, ketika Bulan Merah Super bertepatan dengan Waisak ada 2 siklus saros yang berulang kembali setiap 195 tahun sekali,” kata Andi seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (26/5/2021).

Untuk diketahui, siklus saros adalah siklus gerhana yang terjadi sekitar 6585,3213 hari atau sekitar 18 tahun 11 hari, yang dapat digunakan untuk memprediksi gerhana bulan maupun gerhana matahari.

Sehingga, kejadian Bulan Merah Super yang bertepatan dengan Hari Raya Waisak terjadi pada tahun 1808 dengan 1826. Kemudian, terulang kembali pada tahun 2003 dan 2021. Serta, di periode berikutnya akan terulang di tahun 2199 dan 2117.

Baca Juga :  Perkuat Ideologi Pancasila dan NKRI, TNI dan SMSI Kerjasama Kenali Ancaman Siber

Sementara itu, Bulan Super Merah yang terjadi berdekatan, yakni sebelum atau sesudah, perayaan Waisak pernah terjadi di antaranya pada tanggal 10 Mei 1808, 21 Mei 1826, 1 Juni 1844 dan 21 Mei 1845.

Lalu, peristiwa Bulan Super Merah beriringan Hari Raya Waisak masih akan terjadi pada 10 Mei 2199, 21 Mei 2217 dan 16 Mei 2394. (adm)

Facebook Comments