KENDARI, Rubriksultra.com- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Psikologi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari menghadirkan program peningkatan dukungan sosial di Lapas kelas III Kendari.
Upaya tersebut dilakukan melalui Program Kemitraan Masyarakat Internal (PKMI) Jurusan Psikologi FKIP UHO, yaitu psikoedukasi terkait dukungan sosial dengan tema program peningkatan dukungan sosial dalam membentuk psychological well-being (Kesejahteraan psikologis) narapidana perempuan.
Ketua tim pengabdian PKMI FKIP, Psikologi UHO, Eva Herik S.Psi.,M.Psi., Psikolog mengatakan, narapidana perempuan di Lapas kelas III Kendari harus beradaptasi dan bertahan hidup dengan lingkungan baru. Sehingga dalam situasi ini tidak jarang ditemukan berbagai permasalahan yang dialami seperti kehilangan keluarga (loss of family), kehilangan kontrol (loss of control), kehilangan model (loss of models), dan kehilangan dukungan (lack of stimulation).
Permasalahan-permasalahan yang dialami narapidana ini dapat berdampak pada psychological well-being seperti timbulnya gejala-gejala depresi berat, kecemasan, dan sikap menarik diri dari kehidupan sosial.
Adanya program peningkatan dukungan sosial dapat membentuk psychological well-being narapidana, sehingga narapidana bisa bertahan hidup, beradaptasi dengan lingkungan barunya, dan mencari cara tersendiri untuk memenuhi setiap kebutuhan dasarnya dalam kondisi penuh keterbatasan.
“Jadi kegiatan psikoedukasi ini bertujuan meningkatkan psychological well-being (kesejahteraan psikologis), dimana narapidana akan selalu memiliki sikap positif terhadap dirinya dan orang lain, memiliki tujuan hidup dan mengembangkan dirinya secara berkelanjutan. Hal ini dapat diperoleh melalui dukungan sosial baik dari keluarga, petugas lapas maupun warga binaan lainnya,” katanya.
Selain itu, melalui psikoedukasi ini narapidana mampu mengelola kondisi mentalnya sehingga dapat terhindar dari cemas dan depresi. Narapidana akan memahami dan memaknai bahwa setiap dukungan sosial yang didapatkan akan menguatkan dan sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi yang dapat meningkatkan kesejahteraan psikologisnya.
Narapidana perempuan yang menjadi mitra dalam pengabdian ini sangat antusias dan mengapresiasi kegiatan ini. Salah satunya VML (27 tahun).
“Setelah saya mengikuti kegiatan, pikiran saya positif, mulai terbuka dan saya akan mencoba menjadi lebih baik dari sebelumnya. Saya sangat terkesan dengan kegiatan ini, saya sangat terharu dengan kehidupan dipenjara, dan saya akan merubah diri saya jadi lebih baik lagi,” katanya.
Narapidana lainnya A (44 tahun) mengaku menjadi tahu tentang pencapaian hidup yang menjadikan dirinya bisa lebih kuat. Ia pun lebih bisa mengintropeksi diri dan akan menjadi pribadi yang lebih baik dari yang lalu.
“Setelah kegiatan ini, saya harus lebih banyak mengerti orang lain dan saling mendukung satu sama lain,” katanya. (adm)