BATAUGA, Rubriksultra.com- Bupati Buton Selatan (Busel), H.La Ode Arusani, terus menggenjot membangun industri kecil dan menengah (IKM) yang merupakan salah satu sektor penggerak ekonomi nasional berbasis kerakyatan. Melalui tangan dinginnya, berbagai strategi dan kiat telah dilaksanakan untuk menunjang pembangunan industri kerakyatan ini.
Apalagi industri kerakyatan berpeluang besar membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat di sekitarnya, serta masih kentalnya nuansa kekeluargaan dalam menjalankan unit usaha sehingga dapat merekatkan silaturahim dan kekompakan masyarakat.
Salah satu strategi yang telah dihadirkan H.La Ode Arusani dalam empat tahun kepemimpinnya membangun Busel adalah menghadirkan Rumah Kreatif. Rumah kreatif ini telah diresmikan pada Januari 2021 lalu.
Rumah kreatif ini dibangun menggunakan anggaran APBD 2020 sebesar Rp 1 miliar. Anggaran ini sudah termasuk desain fisik dan mobilernya.
Bupati Busel, H.La Ode Arusani mengatakan, rumah kreatif ini akan menjadi pusat oleh-oleh khas Buton Selatan yang berasal dari hasil industri kreatif masyarakat. Diharapkan rumah kreatif ini menjadikan perputaran ekonomi semakin baik.
Orang nomor satu di Busel ini juga mengharapkan generasi muda dapat mengembangkan kreativitas dan melahirkan inovasi untuk membangun daerah. Sebab, di tangan kreatif generasi milenial seluruh potensi yang ada di Busel dapat diangkat.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Busel, La Hardin menambahkan, rumah kreatif dapat dijadikan wadah pemasaran hasil produksi industri kreatif. Seperti oleh-oleh khas Buton Selatan seperti Kaopiku, kopi Rongi, kopi Hendea, kerajinan tenun, dan sejumlah kerajinan lainnya.
Rumah kreatif dapat dimanfaatkan semua kalangan. Layanan di dalam rumah kreatif ini tidak dipungut biaya alias gratis.
“Semua gratis, silahkan gunakan semua fasilitas didalamnya apapun jenis usaha terkait UMKM. Artinya dengan rumah kreatif ini, kita membuka peluang pemasaran. Tujuan besar kita, rumah kreatif ini menjelma seperti toko swalayan khusus hasil produksi khas daerah dan memudahkan wisatawan mencari oleh-oleh khas Buton Selatan,” katanya.
Selain rumah kreatif, strategi lainnya adalah mendorong pelaku usaha memanfatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pemanfaatan KUR dinilai bisa membantu usaha masyarakat agar bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Dorongan tersebut diwujudkan dengan menghadirkan langsung sejumlah bank seperti BRI, BNI, dan BPD Sultra, untuk memberikan kemudahan dengan memberikan bunga pinjaman yang rendah.
Berdasarkan data Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian, ada sebanyak 1.549 UMKM di Busel yang memiliki potensi untuk dikembangkan pihak bank.
Sebagai stimulus awal, Pemkab Busel mengucurkan anggaran senilai Rp 50 juta sebagai upaya membiayai bunga KUR bagi pelaku masyarakat Busel yang tengah melakukan kredit diperbankan. Upaya ini untuk meringankan beban pelaku usaha di masa pandemi Covid-19.
“Ini adalah program Bupati Busel, La Ode Arusani dalam upaya Pemulihan ekonomi nasional dampak pandemi Covid-19. Dan itu menjadi tindak lanjut program nasional,” kata Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Busel, La Hardin.
Dikatakan, dalam bulan terakhir di tahun 2021, pihaknya baru dapat membiayai seratus lebih pelaku usaha. Sementara di tahun 2022 nantinya dipastikan akan bertambah sesuai data perbankan yang mengajukan kredit.
“Dari data kami di lapangan ada sedikitnya 1.052 pelaku usaha yang ingin mengajukan kredit di bank pembangunan daerah (BPD) Sultra. Namun demikian, jumlah itu harus dilakukan verifikasi kembali oleh pihak perbankan mana yang layak dan dapat mengajukan kredit,” sebutnya.
Saat ini pihaknya baru bekerjasama dengan BPD Sultra untuk mempermudah masyarakatnya dalam mengajukan kredit usaha. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bank-bank lain yang ada diwilayah Busel dan Kota Baubau dapat dikoordinasikan.
“Kita sementara bangun komunikasi juga dengan BNI, BRI bahkan bank-bank lain yang bisa melakukan kredit usaha. Yang pasti kalau ada kemudahan diberikan kepada masyarakat kita di Busel tentu kita akan bangun kerjasama itu,” jelasnya.
Dalam upaya pengkreditan, pihaknya membatasi batas maksimal pengambilan para pelaku usaha. Dimana, Pemkab Busel hanya membiayai bunga kredit usaha bagi masyarakat Busel dengan biaya kredit maksimal Rp10 juta.
“Para pelaku usaha di Busel kita upayakan bantu agar usahanya dapat kembali normal. Yang pasti, kalau kreditnya Rp 10 juta maka kita biayai bunganya sementara pokok mereka sendiri yang tanggung,” tandasnya. (adv)