Oknum yang Mengaku Wartawan dan Mahasiswa Diduga Peras Lurah di Baubau

Ilustrasi pemerasan. (Foto Int)

BAUBAU, Rubriksultra.com- Lurah Lamangga, Zamrun Puu, menyebut diperas salah satu oknum yang mengaku wartawan dan mahasiswa. Ia terpaksa memberikan uang senilai Rp 1,4 juta kepada keduanya, Selasa 9 November 2021.

Zamrun Puu menyebut nama kedua oknum tersebut. Masing-masing inisial SW yang mengaku mahasiswa salah satu universitas di Baubau dan inisial V yang mengaku sebagai wartawan.

- Advertisement -

Kasus dugaan pemerasan ini bermula saat Kelurahan Lamangga, Kecamatan Murhum, Kota Baubau, ditunjuk mewakili Provinsi Sultra dalam program PKK. Kamis 4 November 2021, diadakan kegiatan untuk menjelaskan potensi unggulan yang ada di Kelurahan Lamangga kepada tim dari provinsi dengan mendirikan tenda di depan kantor kelurahan.

Nahas, pada malam harinya terjadi musibah. Pengendara motor yang berboncengan menabrak tenda tersebut.

“Kami kaget, suami saya bersama camat langsung berinisiatif mencari tahu bagaimana kondisi korban dan berniat membayar biaya pengobatannya. Setelah keliling mencari informasi, ternyata mereka sudah keluar dari rumah sakit. Kebetulan saat itu suami saya sempat bertemu keluarganya dan keluarganya bilang tidak lagi mempersoalkan kejadian itu,” jelas Zamrun Puu, dikonfirmasi di kantor Camat Murhum, Selasa 9 November 2021.

Sepekan pasca kejadian, kata dia, tepatnya Senin 8 November, oknum yang mengaku wartawan bernama V datang di kelurahan dengan membawa keluarga korban. Saat itu, oknum yang mengaku wartawan tersebut juga menyaksikan keluarga korban tidak mempersoalkan kejadian itu.

“Tapi malamnya, oknum yang mengaku wartawan ini kirimkan saya melalui pesan WA tentang surat akan ada aksi demo pertanggal Senin, 8 November. Saya tanya kenapa tanggal aksinya sudah lewat?. Dia kemudian mengirim lagi dokumentasi tenda roboh dan menakut-nakuti akan menyebarluaskannya di media sosial. Dia kemudian meminta ganti rugi sewa perlengkapan demo. Saya lalu panggil dia ke kantor untuk perjelas semua itu,” imbuhnya.

Baca Juga :  Muslimin B, Satu-satunya Peserta yang Lulus Passing Grade Disesi Tujuh

Namun yang datang ke kantor bukan oknum yang mengaku wartawan tersebut, tapi korlap salah satu organisasi atas nama SW yang juga mengaku seorang mahasiswa. SW menyampaikan perihal si oknum yang mengaku wartawan tersebut tidak bisa datang sebab masih mengawal demo di Buton Selatan.

SW lalu meminta uang senilai Rp 1,4 juta untuk biaya sewa sound system yang sudah terlanjur dipesan dan untuk mencabut laporan aksi demo di polisi. SW juga menjanjikan tidak akan melakukan aksi demo lagi.

“Sudah keluar dengan air mataku saya bilang tidak pegang uang. Saya bilang apa bisa saya bayar sore dulu. Dia bilang tidak bisa, bayar sekarang. Makanya tadi saya usaha carikan uang yang dia minta,” tutupnya.

Di tempat terpisah, Kasat Intelkam Polres Baubau, IPTU Pradifta menjelaskan periode November ini tak ada surat aksi yang masuk atas nama organisasi yang disebutkan lurah. Surat dari organisasi tersebut memang pernah masuk pada Oktober, namun bukan aksi di Baubau, melainkan di Buton Tengah.

“Laporkan kejadian itu agar ditahu siapa orang-orangnya,” pungkasnya. (adm)

Laporan: Ady

Facebook Comments