BAUBAU, Rubriksultra.com- Uang diduga palsu pecahan Rp 50 ribu dan Rp 75 ribu beredar di pasar Wameo, Kota Baubau. Puluhan penjual jadi korban di hari yang sama, sekira pukul 08.00-10.00 WITa, Jumat 17 Desember 2021.
Para korbannya adalah penjual telur, penjual sayur-sayuran dan penjual ikan. Si pengedar uang palsu itu melancarkan aksinya dengan berbelanja disaat pembeli sedang ramai.
Ketika lengah, pelaku langsung menyodorkan uang palsunya kemudian cepat-cepat mengambil uang kembalian. Kebanyakan korbannya lengah karena padatnya pembeli hingga tidak sadar telah menerima uang palsu.
Seperti yang dialami ibu Ida, penjual wortel dan bawang bombai. Seingatnya, si pengedar uang palsu itu adalah wanita muda seumuran 30 tahun. Dia menggunakan hijab dengan baju warna krem, dilengkapi dengan masker dan helem.
“Orang itu belanja pada saat lagi ramai. Dia tanya tanya saya harga bawang bombai. Saya bilang harganya 26 ribu, dia tawar untuk membeli 10 ribu saja, saya bolehkan kemudian bungkus. Dia kasih uang pecahan Rp 75 ribu, sempat saya tanya ini uang apa baru lihat. Jawabnya itu uang baru. Setelah itu saya tidak lagi perhatikan saya langsung masukan di dompetku. Kemudian ambilkan uang kembalian 65 ribu lalu dia pergi,” ucap Ida, ditemui di gedung pasar sayur Wameo, Sabtu 18 Desember 2021.
Ibu Ida baru sadar kalau uang pecahan Rp 75 ribu yang dia miliki itu palsu saat teman-teman penjual mulai heboh dengan uang palsu. “Setelah saya periksa ternyata betul palsu,” ujarnya.
Nasib sama juga dialami para penjual sayur-sayuran, seperti ibu Wa Naisa. Ia tertipu ketika si pengedar uang palsu itu ikut-ikutan berbelanja bersama pembeli lainnya. Dia membeli bawang merah Rp 10 ribu dengan menyodorkan uang palsu pecahan Rp 50 ribu.
Tanpa pikir panjang, Wa Naisa langsung menerima uang palsu tersebut kemudian memberikan kembalian Rp 40 ribu. “Biasanya tidak pernah ada kejadian begini. Saya anggap uang itu seperti uang yang diterima seperti biasa. Saya ambil, simpan lalu berikan kembaliannya,” urainya.
Sama halnya dengan penjual labu siam dia kena sial ketika orang itu belanja labu dengan harga Rp 10 ribu kemudian memberikan uang palsu pecahan Rp 75 ribu.
“Saya juga tidak tahu, saya juga hanya kembalikan uangnya Rp 65 ribu lalu dia pergi,” katanya.
Tak sampai di situ, pembeli dengan menggunakan uang palsu itu juga menyasar penjual telur. Ibu Nursana korbannya.
Ibu Nursana mengungkapkan, orang itu membeli setengah rak telur dengan harga Rp 22.500. Ibu yang menjual di dalam bangunan pasar sayur tidak jauh dari penjual nanas ini sempat mengingat perawakan pelaku sebab sempat memilih telur yang hendak orang itu beli.
“Perempuan umurnya berkisar 40 tahun. Dia sempat pilih pilih telur, setelah mengambil uang kembalian Rp 52.500 yang saya kasih, dia minta disimpan dulu telurnya nanti dia datang ambil,” ungkapnya.
Ibu Nursana sadar bahwa itu uang palsu ketika uangnya dilihat kembali beberapa menit kemudian. Setelah itu heboh.
“Banyak yang kena kemarin bukan hanya saya. Ada penjual sayur, penjual wortel, penjual ikan. Banyak korbannya kemarin itu. Ada juga penjual sayur di luar bangunan pasar sayur ini. Kalau dia uang pecahan Rp 50 ribu. Padahal dia cuma beli satu ikat sayur dengan harga Rp 5 ribu,” tandasnya.
Ibu Nursana menginginkan kepolisian secepatnya mengusut tuntas kasus ini agar tidak ada lagi korban. Sebab sudah cukup banyak masyarakat rugi karena ulah orang tersebut.
“Harus diusut, khan merugikan rakyat itu dan polisi harus cari yang bersangkutan (Pengedar uang palsu-red) itu,” pungkasnya.
Pantauan media ini, para korban satu dan lainnya jaraknya cukup dekat berkisar 3-10 meter saja.
Di tempat terpisah, Kapolres Baubau AKBP Rio Tangkari mengaku telah menerima laporan terkait dugaan peredaran uang palsu tersebut. Pihaknya tengah melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.
“Sudah dilakukan lidik mengenai informasi tersebut,” singkat AKBP Rio Tangkari, dihubungi via telepon selulernya, Minggu 19 Desember 2021. (adm)
Laporan: Ady