KENDARI, Rubriksultra.com- Sembilan kepala daerah peraih Anugerah Kebudayaan PWI turut hadir dan mengikuti Dialog Kebudayaan dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2022. Dialog ini digelar secara offline di aula Multipurpose LPP RRI Kendari, Selasa 8 Februari 2022.
Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh menyebutkan, Anugerah Kebudayaan PWI adalah tradisi apresiasi konstruktif. Pers ingin memberikan apresiasi kepada kepala daerah yang memberikan kepedulian yang luar biasa kepada kebudayaan.
“Olehnya itu mohon bisa diterima dengan baik anugerah dari PWI, organisasi wartawan yang paling besar dan paling konsisten dan terus menerus menciptakan produk-produk jurnalistik yang luar biasa, ingin sekali memberikan ucapan terimakasih kepada Bupati dan Wali Kota melalui anugerah kebudayaan,” jelas Mohammad Nuh.
PWI dan CS, lanjut Nuh, sangat meyakini kepala daerah peraih anugerah kebudayaan adalah yang terbaik karena telah membangun Kabupaten/Kota dengan menonjolkan pendekatan kebudayaan.
“Pelestarian nilai-nilai budaya mampu menyelaraskan dan mengharmonisasikan seluruh masyarakat Indonesia. Dengan kebudayaan akan membuat ketahanan sosial akan semakin baik. Begitupun juga LPP RRI ditugaskan Negara untuk melestarikan budaya seperti yang tertuang dalam perundang-undangan,” ungkap Dirut LPP RRI, I Hendrasmo seraya menyapa Sembilan kepala daerah penerima anugerah kebudayaan.
Ditempat yang sama, Ketua PWI Pusat Atal S Depari menerangkan alasan utama pemberian penghargaan anugerah kebudayaan ini adalah karena para kepala daerah Bupati/Wali Kota yang membangun daerahnya dengan pendekatan budaya.
“Kami sangat khawatir suatu hari nanti dengan kemajuan teknologi, budaya akan terlupakan. Bukankah sudah terserap semua, bukankah sudah distrupsi semua. Olehnya itu sembilan kepala daerah ini adalah orang-orang yang hebat dan patut kita berikan apresiasi yang tinggi. Kita berharap penghargaan ini mampu mengispirasi kepala daerah yang lain,” terang wartawan senior ini.
Sementara itu Direktur pembinaan tenaga dan lembaga kebudayaan Kemendikbud Ristek, Yudi Wahyudi mengatakan, anugerah kebudayaan PWI kepada para kepala daerah juga menjadi anugerah tersendiri bagi Kemendikbudristek.
Dikatakan, pendekatan kebudayaan merupakan hal yang luar biasa ketika diterapkan dalam pelaksanaan kebijakan-kebijakan di daerah. Berdasarkan amanah undang-undang kemajuan kebudayaan bagaimana meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya untuk kesejahteraan budaya. Dari sini terlihat kebudayaan tidak hanya dicatat, dilestarikan, dikembangkan tapi bisa menjadi solusi.
“Dan Bapak Ibu sekalian telah membuktikan itu. Kebudayaan telah menjadi solusi. Ada yang dengan pendekatan IT, gotong royong, kebijakan berkait kearifan lokal, dan itu telah terjawab semua,” pungkasnya.
Dalam dialog kebudayaan ini kesembilan kepala daerah tampil dengan pakaian adat daerahnya masing-masing. (adm)