BAUBAU, Rubriksultra.com – Puncak peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI tinggal dua hari lagi. Seperti tahun-tahun yang lalu, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara akan datang ke upacara HUT Kemerdekaan dengan busana adat daerah.
Di tahun ini, pakaian adat Sulawesi Tenggara (Sultra) juga menjadi pilihan yang bakal dipakai Presiden Joko Widodo pada upacara HUT Kemerdekaan. Salah satu pakain adat yang dikirim dari Sultra yakni Dolomani.
Dolomani adalah salah satu pakaian yang digunakan Sultan Buton. Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse memastikan pakaian tersebut sudah tiba di Istana Negara sejak13 Agustus lalu.
“Saya disampaikan Pak Gubernur untuk menyiapkan pakaian adat waktu pembukaan MTQ 11 Agustus lalu dan 13 Agustus harus sudah harus berada di Jakarta. Dua hari saya siapkan pakaian adat itu,” ucap Monianse kepada Rubriksultra.com, Senin 15 Agustus 2022.
Baju adat yang disiapkan khusus untuk Jokowi berwarna merah les putih dengan baju dalam berwarna putih les putih dan celana berwarna merah. Selain itu pakaian juga dilengkapi dengan atribut diantaranya sarung tenun Buton, songkok berwarna merah, tongkat dan keris.
Ketua DPC PDIP Kota Baubau ini mengatakan kemungkinan besar pakaian adat Sulawesi Tenggara (Sultra) akan digunakan Presiden.
“Jadi kita sudah kirim, Kota Kendari juga sudah kirim, tinggal bapak Presiden memilih mana yang cocok,” katanya.
Salah satu tokoh adat Kesultanan Buton, Abdul Wahid membenarkan Dolomani adalah pakaian adat Buton yang pernah digunakan Sultan Buton ke-37, Sultan Muhammad Hamidi Kaimuddin alias Oputa Yi Malige.
Perdana Menteri atau Bonto Ogena Sukanaeyo dalam lembaga Kesultanan Buton versi La Ode Muhammad Jafar ini tidak begitu mempersoalkan mengenai pemilihan warna kain pada pakaian.
“Pakaian adat Kesultanan Buton itu tergambar yang penting dilengkapi semua atributnya. Antara lain ada ikat kepala atau kampurui, katuko atau tongkat, keris, sulepe atau ikat pinggang, sapu tangan dan sarung tenun,” ujarnya.
Kata Abdul Wahid, penggunaan songkok sebagai atribut di kepala biasanya lesnya bertuliskan Maulana selain itu juga menggunakan ikat kepala atau kampurui.
“Penggunaan baju adat Buton menggambarkan bahwa NKRI ini berasal dari daerah-daerah kerajaan dan kesultanan. Jadi satu hal yang pantas baju adat ini ditampilkan,” katanya. (adm)
Laporan : Ady