MEDAN, Rubriksultra.com- Media online (Media Siber) tidak hanya sekedar menyampaikan informasi seputar ekonomi, politik, dan pemerintahan. Ke depan, media siber kiranya dapat menjadi alat pertahanan negara.
Hal ini diungkapkan Sekjen Kemenhan RI (2019-2020), Laksdya TNI (Purn) Dr Agus Setiadji SAP MA, dalam Workshop bertajuk “Dari Wartawan Migrasi ke Pengusaha Media Siber dan Berevolusi Menjadi Siber Pertahanan” yang digelar Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), pada momen Hari Pers Nasional (HPN), di aula Kantor Gubernur Sumatera Utara, Selasa 7 Februari 2023.
Agus Setiadji menerangkan, media siber jauh lebih cepat dari pada media lain. Alasannya media siber up todate, interaktif, aktual, terdokumentasi, menjadi bank data, dan fleksbel dengan kapasitas naskah yang luas.
“Maka nasionalis masyarakat harus didukung termasuk media cyber,” ujarnya.
Lebih Jauh Agus mengatakan, bahwa perang bukan selalu menggunakan alat perang. Karena pada generasi ke VI perang adalah dalam bentuk kebisuan.
Ia menggambarkan perumpamaan perang kebisuan adalah tanpa ada apa-apa tiba-tiba terjadi ledakan.
“Atau mungkin bisa jadi tiba-tiba ada pandemi, dan lain sebagainya,” katanya.
Era 4.0 adalah era perang siber dengan sistem komputer. Ini lantas disebut sebagai generasi kelima. Sebab perang generasi sebelumnya adalah perang berhadap-hadapan manusia-antara manusia.
Untuk itu Media Siber sangat penting menjadi alat pertahanan di bidang pertahanan siber dengan membangun opini untuk kepentingan nasional dan daerah. Karena media siber bisa menjadi alat politik, provokasi, rekayasa, dan ekonomi. (adm)