Tiga Perpustakaan di Baubau Wakili Sultra Jalani Pelatihan Inklusi Sosial Tingkat Nasional

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Baubau, Asmahani.

BAUBAU, Rubriksultra.com– Tiga perpustakaan aktif di Kota Baubau berhasil terpilih menjadi wakil Provinsi Sultra untuk menjalani pelatihan inklusi sosial tingkat nasional. Usai pelatihan, masing-masing perpustakaan akan mendapatkan bantuan dana inklusi sosial sekitar Rp100 juta.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Baubau, Asmahani mengaku awalnya mengutus lima perpustakaan aktif yang dianggap memenuhi kriteria program inklusi sosial, namun hanya tiga yang diakomodir Pemerintah Pusat yakni perpustakaan di kantor Kelurahan Palabusa, Lakologou dan Waliabuku.

- Advertisement -

“Alhamdulillah ada bantuan sekitar Rp100 juta dari Perpustakaan Pusat yang mana selama ini perpustakaan di kelurahan mati suri dan kini sudah mendapatkan perhatian Pemerintah Pusat,” ucap Asmahani, di kantornya, Selasa 28 Februari 2023.

Asmahani mengatakan, bantuan yang diberikan tersebut dalam bentuk fisik berupa peralatan perpustakaan seperti buku, laptop, printer dan ada porsi insentif untuk pengelola perpustakaan Kelurahan.

“Itu kita syukuri. Saat ini tiga kelurahan yang terpilih mendapatkan dana bantuan itu sementara di Jakarta menjalani kegiatan (pelatihan) yang didampingi langsung Sekretaris Dinas Eko Prasetya. Kemungkinan selesai kegiatan dana mereka akan dikirim melalui rekening Kelurahan masing-masing,” ujarnya.

Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan, Tegar Aryu Saputra menambahkan setelah mendapat surat balasan dari Perpustakaan Pusat terkait kriteria perpustakaan yang layak mendapatkan manfaat dari program inklusi sosial pihaknya langsung turun lapangan memastikan perpustakaan mana yang masih aktif.

“Aktif maksudnya mereka masih aktif dan punya kegiatan-kegiatan yang masih berjalan dalam hal peningkatan kualitas sumberdaya masyarakat. Itu salah satu syaratnya,” tutur Putra Wali Kota Baubau dua periode ini.

Simpelnya, kata dia, inklusi sosial itu adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ada di daerah sekitar perpustakaan tersebut.

“Jadi memang sekarang kita lagi galakkan perpustakaan berbasis inklusi sosial. Sekarang perpustakaan bukan lagi hanya tempat menyediakan buku dan menunggu orang-orang datang membaca buku. Tidak lagi begitu, sekarang perpustakaan sudah bisa hadir di masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (Adm)

Baca Juga :  Kelompok Tani Hutan Samparona Dibantu Alat Pembuatan Souvenir

Laporan : Ady

Facebook Comments